SERANG — Masyarakat Pulau Tunda yang terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, menyampaikan Surat Terbuka yang ditujukan kepada Gubernur Banten, Wahidin Halim. Pasalnya, dalam surat tersebut bertuliskan tentang keluhanan atas kondisi masyarakat yang tak kunjung mendapat penerangan atau pasokan listrik dari pemerintah.
“Sejak provinsi Banten memisahkan diri dari provinsi Jawa barat, taukah bapak (Wahidin Halim-red) bahwa masih ada salah satu daerah (Pulo Tunda) sampai pada saat ini belum pernah merasakan apa arti dari kemerdekaan yang seutuhnya, kami masih merasakan terjajah tapi bukan di jajah secara fisik, melainkan di jajah dengan kegelapan,” ucap Busairi salah seorang warga pulo Tunda saat memberikan keterangan tertulis kepada updatenews.co.id. Selasa (28/04/2020).
Ia menjelaskan, Pulo tunda merupakan bagian dari provinsi Banten, namun sejak pembentukan provinsi hingga saat ini tidak ada upaya pemerintah untuk mengedepankan aspek pembangunan listrik di pulo Tunda, akibatnya, kata dia kondisi sosial masyarakat terkesan jauh berbeda dengan daerah lain.
“Kami merasa bahwa tempat kelahiran kami seakan-akan dianaktirikan bahkan tidak di perhatikan,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Buse itu mengkau terkait persoalan tidak ada penerangan, sering sekali disampaikan kepada bupati serang Ratu Tatu Chasanah, maupun bupati sebelumnya Ahmad Taufik Nuriman. Namun, menurutnya jawaban yang di berikan pemerintah selalu sedang diupayakan, sehingga terkesan seolah-olah hanya menjadi kalimat penenang masyarakat.
“Kami seperti tidak merasakan hadirnya pemerintah untuk mencarikan sebuah solusi, dimomentum bulan suci ramadhan saat ini, banyak sekali masyarakat yang mengeluh dengan kondisi ini terkhusus ibu-ibu, yang harus bangun di jam 2 malam, untuk memasak mempersiapkan makan sahur, tapi kondisi tidak ada listrik, jadi gelap gulita,” ungkapnya.
Selain itu, Buse merasa dengan inisiatif warga yang menghidupkan listrik dari pembangkit listrik tenaga disesel (PLTD) kurang mendapat dorongan dari pemda, sehingga kondisi PLTD itu tidak mampu untuk menopang pasokan penerangan bagi warga.
“Perlu di ketahui pak gubernur, bahwa disini sebetulnya sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD-red), namun hanya hidup 4 jam saja, dimulai dari jam 6 sore sampai jam 10 malam kemudian di ganti dengan menggunakan PLTS (pembangkit listrik tenaga Surya) sampai dengan jam 5 pagi, itu pun bergilir karna dibagi menjadi 2 wilayah akibat tidak kuat daya,” jelas Buse
Oleh karena itu, melalui surat terbuka kepada Gubernur Wahidin Halim, Buse pun berharap pemerintah segera turun tangan untuk mencari solusi agar kehidupan warga pulo tunda terhindar dari kegelapan.
“Saya memohon kepada Gubernur Banten (Wahidin Halim-red) segera melakukan tindakan untuk membantu warga daerah pulo tunda, agar semua warga tidak dalam kondisi dijajah oleh kegelapan ini,”tutupnya. (Jen/red)