SERANG —Pemerintah sudah menetapkan Pandemi Corona (Covid-19) di Indonesia sebagai bencana nasional, hal itu berperngaruh besar terhadap kondisi perekonomian negara.
Akibatnya, pukulan pandemi covid-19 terhadap kelangsungan ekonomi bisa menimbulkan tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Karena banyak warga yang kehilangan pekerjaan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat angka kemiskinan di Banten berpotensi menembus angka 9 persen atau sebanyak 908 ribu jiwa. Angka tersebut naik jika dibandingkan di September 2019, yaitu sekitar 4,94 persen atau 641,42 ribu jiwa.
“Kondisi di bulan Maret 2020, corona belum terlalu berdampak bagi rakyat Indonesia. Tapi pada bulan April, pasti meningkat. Kita akan rilis kemiskinan dalam waktu dekat,” ucap Kepala BPS Provinsi Banten Adhi Wiriana saat dikonfirmasi melalui tepehon seluller, Rabu, (29/04/2020).
Menurutnya, tingkat kemiskinan mulai terjadi penambahan di wilayah perkotaan, terlebih Tanggerang raya sebagai area merah covid-19.
“Peningkatan kemiskinan di wilayah perkotaan terjadi karena banyaknya tenaga kerja harian yang tidak bisa lagi bekerja. Lantaran tak bekerja mereka kehilangan pemasukan yang semestinya untuk menyokong kebutuhan sehari-hari. Seperti di sektor transportasi, perdagangan maupun pariwisata,” ungkapnya.
Untuk dipedesaan, lanjut Adhi tetap akan terdampak walaupun tidak terlalu besar pengaruhnya. Tapi karena petani sedang memasuki musim panen sektor ekonomi akan membantu pemulihan kondisi ekonomi masyarakat setempat.
“Kemiskinan di pedesaan berpengaruh tetapi tidak terlalu besar karena saat ini masih musim panen padi. Hasil pertanian saat ini harganya sedang bagus,” tutup Adhi. (Jen/red)