TANGERANG – Seluruh warga ngara Indonesia (WNI) yang kembali ke tanah air akan menjalani pemeriksaan Covid-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Selasa (12/05/2020).
Hal tersebut disesuaikan dengan Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020 tentang Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan WNI dan Kedatangan WNA dari Luar Negeri di Pintu Masuk Negara dan di Wilayah Pada Situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, PT Angkasa Pura II dan Gugus Tugas Udara Covid-19 tengah menyiapkan skenario khusus untuk menjalani protokol kesehatan Covid-19 dengan metode PCR sesuai standar operasional prosedur (SOP).
“Jadi kalau hari ini diminta lakukan, ya kita SOP-nya akan berganti ke PCR. Tapi sekarang sambil menunggu, SOP yang berlaku dengan dilakukan rapid test,” ujarnya pada awak media, Selasa (12/05/2020).
Saat ini, Bandara Soetta masih memberlakukan protokol kesehatan dengan melakukan pemeriksaan dengan metode Rapid Test untuk para WNI yang baru tiba dari penerbangan luar negeri.
Awaluddin menjelaskan, pemberlakukan pemeriksaan menggunakan metode PCR di Bandara Soetta masih dalam tahap persiapan dan tengah dibahas di tingkat nasional. Kendati demikian, Gugus Tugas Udara COVID-19 Bandara Soetta telah siap.
“Prinsipnya adalah semua WNI yang balik dari luar negeri itu dilakukan pemeriksaan PCR. Berlakunya masih persiapan dan dibahas ditingkat nasional. Tapi kami siap,” ujarnya.
Pihaknya menyatakan siap untuk menjalani skenario protokol kesehatan Covid-19, diantaranya lokasi pemeriksaan dan tempat parkir pesawat yang mengangkut WNI Repatriasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kedatangan pesawat yang mengangkut WNI repatriasi secara bersamaan.
“Opsi pertama, PCR test bisa dilakukan di apron. Kedua di gedung terminal dengan kondisi terisolasi , ketiga mekanisme pengangkut setelah swab mekanisme pengangkut dari WNI yang baru pulang diangkut kendaraan khusus ke Asrama Haji, Pondok Gede,” paparnya.
Awaluddin menilai jika PCR lebih diprioritaskan untuk metode pemeriksaan dibandingkan rapid test yang tingkat akurasinya rendah. Menurutnya, Pemeriksaan metode PCR juga bisa langsung menentukan, langkah atau treatmen apa yang akan dilakukan terhadap para WNI tersebut setibanya di tanah air.
“Kami sadari bandara ini adalah pintu gerbang negara, dari sini juga mata rantai Covid-19 harus diputus, saya pastikan, tidak boleh mentoleransi prosedur apapun yang malah melonggarkan,” pungkasnya. (Gilang/red)