SERANG – Senator Dewan Perewakilan Daerah (DPD) RI Tb. Ali Ridho Azhari menggelar sosialisasi 4 Pilar kebangsaan di Pondok Pesantren Nurul Huda, yang berlokasi di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Kamis (18/6/2020).
Menurutnya, ditengah pandemi Covod-19 seluruh masyarakat termasuk Santri harus paham mengenai dasar negara dan falsafah negara agar tidak lupa bahwa masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam rangka menjaga negara Indonesia.
“Santri diberikan pemahaman pancasila, UUD 1945, MPR RI, dan Bhineka Tunggal Ika,” ucapnya.
Selain itu, Ujar dia, Pemahan pancasila di lingkungan Pondok Pesantren merupakan keharusan untuk menghindari stigma buruk yang sering muncul ditengah masyarakat
“Ini melawan stigma buruk, seperti ada yang bilang pondok itu sarang teroris, ataupun stigam lainnya yang kurang baik, karena saya sendiri lulusan Ponpes saya ingin membangun stigam itu sama sekali tidak benar,” kata Tb Ali.
Tb Ali menuturkan, untuk menghindari penyebaran virus corona yang sedang mewabah Pondok pesantren harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, terlebih, kata dia, secara ilmiah harus disadari bahwa pandemi Covid-19 benar adanya.
“Protokol Covid-19, seperti cek susu, setiap kegiatan harus memakai masker, cuci tangan dan hand sanitizer, karena ancaman Covid-19 betul-betul nyata,” tegasnya.
Meski begitu, Tb Ali tidak menapikan bahwa jelang memasuki ajaran baru di Ponpes akan sulit melakukan pengaturan waktu, karena pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang.
“Kalau pondok pesantren agak sulit untuk pengaturan, karena kan banyak lalu lalang keluar masuk,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nuruh Huda Kyai H. Yedi Muhtadi Hilmi mengatakan, pihaknya menyambut baik atas penyelenggaran sosialisasi 4 pilar.
Ia berharap sosialisasi 4 pilar dilingkungan pesantren terus di lakukan oleh pemerintah, karena santri butuh pemahaman ilmu negara.
“Selain memahami ilmu agama, agar santri kami disini (pesantren-red) dapat mengetahui ilmu negara,” terang Yadi.
Menurut Yedi, Pesantren asuhanya membawahi beberapa sekolah yakni Sekolah TK, Sekolah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Untuk jumlah santri mencapai 900 terdiri dari Aliah dan SMK (sekolah menengah kejuruan), Jadi yang menginap yang mukimin sekitar 600 orang, kalau ditotal semua banyak sekali,” ungkapnya.
Yadi menurutkan, dampak dari covid-19 ratusan santri sementara dirumahkan atas anjuran pemerintah, namun, diakuknya, bulan juli mendatang para santri mulai masuk lagi ke pesantren dengan mematuhi protokol kesahatan.
“Santri kami belum pada kesini karena sesuai edaran surat pemerintah kamipun mentaatinya, inshaallah tanggal 13 Juli santri sudah masuk” tandasnya.
Penulis : Jejen
Editor : Aldo Marantika