SERANG – Dampak dari pandemi Covid -19, secara menyeluruh dapat dirasakan oleh para pengusaha di Banten. Pasalanya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Perwakilan Banten telah mencatat hampir 90 persen pengusaha tidak bisa menjalankan perusahaanya alias pincang.
“Ya, sekitar 90 persen pengusaha di Banten terdampak Covid, sedangkan yang tidak terdampak 10 persennya pengusaha ritel seperti makanan, dan agen sembako,” ucap Wakil Ketua Kadin Banten Agus R Wisas saat ditemui di Kantor Kadin Banten, Benggala, Kota Serang, Jum’at (3/7/2020), kemarin.
Menurut Agus, pengusaha merasakan dampak dengan skala yang berbeda-beda, jika dianalogikan seperti bencana alam ada yang skalanya besar dan ada yang kecil. Terlebih, kata dia, diinternal anggota Kadin juga dalam kondisi sulit untuk menjalankan beberapa sektor usaha, bahkan ada juga yang menjual aset-asernya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Ya, berbeda-beda kondisinya, seperti perusahaan angkutan PO hampir terjungkal. Ada anggota Kadin di PO angkutan kecil, punya angkot 5 semuanya gak beroperasi, dan ada juga yang punya angkutan 12, enggak nganggkut semuanya, untuk cicilan dia jual angkotnya,” katanya.
Kendati demikian, Agus mengakui dalam kondisi sulit, para pengusaha banyak yang memberikan bantuan, seperti pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD) dan sejenisnya.
“Ada tidak program pemerintah yang membela pengusaha. Di sebagian Kabupaten atau Kota ada upaya. Kalau Provinsi mana?, kecuali kami ngasih bantuan ke Pemprov,” ujarnya.
Disinggung terkait keberpihakan kebijakan Provinsi, pihaknya mengkaui sampai saat ini belum ada kebijakan yang menyasar pengusaha. Padahal, menurutnya, dampak yang dirasakan para pengusaha sangat besar.
“Kami tak mengharapkan perhatian dalam bentuk uang, tapi kami mengharapkan agar perhatian dimaksud berbentuk kebijakan. Misalnya, meringankan pajak bagi pengusaha dan lain sebagainya,” tandasnya.
Penulis : Jejen
Editor : Aldo Marantika