SERANG – Nenek Asmenah (73) warga Kampung Asem, Desa Binong, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang tinggal dirumah panggung yang reot dan tidak layak huni.
Rumah Nenek Asmenah yang berukuran 10×4 itu terlihat memprihatinkan, hanya ruangan tengah yang bisa ditempati dan lumayan layak.
Nenek Asmenah pun merasa khawatir dengan kondisi rumahnya saat ini. Namun, apa daya rumah bekas peninggalan orang tua dan suaminya itu sewaktu-waktu bisa saja ambruk.
Kamar dan dapur juga sudah rusak parah. Tidak ada lagi bilik bambu dan atap yang menghalangi hujan atau teriknya panas matahari.
“Sendiri aja disini. Udah lama (tinggal -red) ada puluhan tahun. Warisan dari orang tua hak milik kalau direhab gak masalah,” kata Asmenah saat ditemui dikediamannya, Senin (6/7/2020).
Kendati demikian, Nenek Asmenah mengaku tidak mempunyai biaya untuk perbaiki rumahnya tersebut. Jangankan untuk membangun rumah, kebutuhan makan sehari-hari pun dirinya menunggu uluran tangan dari anak dan tetangganya.
Kondisi serupa juga dialami oleh anaknya yang kini tinggal bersama suaminya, ia tidak bisa banyak membantu karena secara ekonomi juga pas-pasan, sehingga ia memilih tetap bertahan di rumahnya meski mengancam keselamatan.
“Kalau hujan air pasti masuk ke dalam semua. Kalau hujan ya nginep di rumah anak,” tuturnya.
Selain itu, Nenek Asmenah juga belum pernah menerima bantuan program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Pemerintah Kabupaten Serang. Padahal, pegawai kecamatan hingga Desa setempatnya sering kali berkunjung hanya sekedar mengambil foto kondisi rumahnya tersebut.
“Difoto-foto doang sama pagawai (desa) cuma gak dibangun-bamgun,” tukasnya.
Penulis : Nahrul
Editor : Aldo Marantika