SERANG, Updatenews.co.id – Dampak pandemi corona Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masal terjadi dihampir seluruh daerah termasuk Banten, hingga kini korban PHK di banten berdasarkan data dari Disnakertrans Banten sudah mencapai 18 pekerja, sekitar 29 ribu buruh lainya dirumahkan, sedangkan 69 perusahaan mengalami penutupan.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy mengatakan PHK masal terjadi karena kondisi industri tidak lagi berproduksi. Akibatnya, perusahaan mengambil alternatif untuk mengurangi tenaga kerja guna mengefisiensikan perusahaan.
“Sudah jelas rata-rata industri itu bukan tidak mampu membiayai (karyawan), tapi tidak bisa memaksimalkan kondisi produksi, Jadi mereka melakukan produski yang sudah ada aja makanya mengurangi buruh-buruh tersebut,” ucapnya saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, Senin (13/7/2020).
Saat ini, kata Andika, banyak perusahaan di banten memilih untuk pindah pabrik ke daerah lain. Sehingga berpengaruh besar terhadap kondisi buruh dan pendapatan ekonomi daerah.
Oleh sebeb itu, pihaknya sedang berupaya melakulan negosiasi untuk mempertahankan perusahaan-perusahaan agar tetap berproduksi di Banten.
“Saya dengan teman-teman Dinas Perindustrian sedang memaksimalkan bahwa pemindahan pabrik itu jangan keluar banten, tapi tetap di banten,dilebak juga nanti akan diusulkan jadi kawasan Industri,” katanya.
Terkait skema pemulihan ekonomi pasca covid-19, orang nomor dua di Banten ini menegaskan saat ini pihaknya sedang memaksimalkan pengauatan ekonomi melalui dana Bansos.
“Setelah kondisi covid-19 normal tentu pendapatan-pendapatan daerah juga inshaallah akan berangsur normal karena daya beli masyarakatnya membaik,” ujarnya.
“Kondisi saat ini tulangpunggung banten adalah dari pajak kendaraan bermotor sedangkan akibat covid-19 daya beli masyarakat menurun, itu sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah,” tutupnya. (Jejen/red)