SERANG – Bank pembangunan Daerah Banten atau Bank Banten berencana akan menutup lima kantor cabang yang berada di luar Provinsi Banten. Penutupan tersebut lantaran kantor cabang tidak memberikan kontribusi lebih terhadap Bank plat merah itu.
Plt Komisaris Utama Bank Banten Media Warman mengkaui saat ini tengah berupaya untuk menjadikan Bank Banten sebagai bank sehat, hal itu sesuai arahan dari Pemprov Banten. Meski demikian, dalam proses penyehatan dipastikan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Saat ini kita berupaya menjadikan Bank Banten sebagai bank sehat. Kemudian bank yang berpindah dari buku satu menjadi buku II,” katanya saat di konfirmasi awak media, Senin (20/7/2020).
Menurut dia, ada beberapa rencana aksi rencana termasuk melakukan evaluasi terhadap cabang yang tidak memberikan kontribusi kepada Bank Banten secara keseluruhan akan dilakukan penutupan.
“Terkait rencana aksi yang kita sampaikan kepada OJK (red, otoritas jasa keuangan) mungkin akan ada lima (red, kantor cabang bank banten) dalam waktu dekat yang kita tutup, tapi di luar Provinsi Banten,” ujarnya.
Penutupan kelima cabang tersebut, lanjut dia, karena bank banten ingin melakukan efisiensi dan memperkuat sektor bisnis di wilayah Provinsi Banten. Bahkan, pihajnya juga akan melakukan evaluasi terhadap cabang tidak memberikan kontribusi.
“Kita akan perkuat kalau di dalam karena kita diminta oleh pemprov Banten, OJK (red, otoritas jasa keuangan) juga mempertimbangkan potensi yang ada di Banten,” tuturnya.
Selain itu, sambung dia, imbas dari penutupan kantor cabang bank banten maka akan dilakukan efisiensi terhadap tenaga kerja, terlebih kemungkinan tenaga kerja di Bank Banten tidak akan pindah kerja ke Pemprov Bantem melainkan akan lebih memilih mengundurkan diri.
“Dari sekitar 960 karyawan kita ingin melakukan restrukrisasi yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Mungkin sekitar 700 atau 750-an, Ketika cabang ditutup itu tentunya konsekuensinya akan adanya PHK, PHK itu di luar Provinsi Banten,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Bank Banten Kemal Idris mengatakan, upaya efisiensi biaya operasional telah dilakukan sejak akuisis Bank Pundi. Pada periode 2016 sampai 21017, pihaknya telah menutup sejumlah kantor cabang peninggalan Bank Pundi itu.
Selanjutnya, pada Tahun 2018 sampai 2020 tidak ada penutupan kantor cabang Bank Banten, karena efisiensi lebih ditekankan untuk kegiatan oprasional lainya termasuk biaya sewa gedung.
“Memang ada program efisiensi masalah sewa gedung, kalau dulu mungkin sewa gedung mahal, dari 15 gedung yang sewa gedung kita sudah bisa keluar 12 gedung, jadi tersisa 3 gedung. Kurang lebih sewa gedung yang 15 Rp 3.2 miliar sisa 300 juta setiap bulan, jadi pengaruhnya sangat besar,” ungkapnya.
Akan tetapi, kata dia, pada Tahun 2019 dilakukan rasionalisasi terhadap kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan kondisi Bank Banten. Rasionalisasi dilaksanakan melalui program pensiun dini.
“Jadi usia yang sudah 50 lebih kita tawarkan untuk pensiun dini. Kebetulan memang kita bebebrapa kali membuka bursa kerja kita banyak atensi dari fresh grduate, mahsiswa dari Banten untuk bekerja di Banten,” tandasnya. (Jen/red)