SERANG – Bredarnya isue terkait akan ditindaklanjutinya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau mega proyek Geothermal mendapat penolakan keras dari Warga Padarincang.
Tak hanya itu, Warga pertegas akan menggunakan berbagai cara termasuk akan menghadang alat berat jika perusahaan tidak merespon penolakan warga.
Salah seorang warga padarincang H Dhoif mengakui hingga kini warga tetap konsisten untuk menolak pembangunan PLTPB, perjuangan kali ini justru sebagai tantangan warga dalam mempertahankan tanah kelahiran.
“Kita tetap menolak untuk mempertahankan tanah kelahiran, apalagi warga menggantungkan mata pencaharianya pada sektor pertanian, kan kalau ada perusahaan pasti petani terganggu,” ucapnya saat dikonfirmasi lewat telepon seluller, Kamis (23/7/2020).
Dikatakan Dhoif , Pemerintah seharusnya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan jangan sampai masyarakat menjadi korban. Terlebih, sektor pendapatan daerah di Banten bukan hanya PLTPB saja melainkan banyak sektor lain yang dapat menguntungkan dan tidak menganggu keselamatan rakyat.
“Kami minta jangan bumi Padarincang jangan diganggu, makanya PLTPB harus hengkang, persoalan peningkatan PAD banyak sektor yang bisa digarap secara kreatif dan inovatif tanpa merusak lingkungan dan ekosistem, itu pun kalau pemerintah mau membuka mata dan hati,” katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, dalih peningkatan PAD dengan memanfaatkan seluruh potensi SDA selalu digembor-gemborkan pemerintah. Padahal, kata dia, jika di kaitkan dengan kondisi sosial masyarakat sangat kontras dan berbanding terbalik karena rakyat Banten terjebak dalam kemiskinan dan pengangguran yang merajalela.
“Untuk apa manfaat PAD meningkat, jika selama Provinsi ini berdiri kesejahteraan rakyat tidak pernah meningkat? Lalu PAD untuk mensejahterakan siapa? Sudahlah biarkan warga Padarincang hidup denga kultur alam sesuai geografisnya,” ungkapnya.
Saat ini, ada yang lebih ramah daripada PLTPB yakni energi terbarukan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM). “Ini lebih clean energi dan tidak merusak lingkungan, karena diambil dari minyak kelapa sawit,” tuturnya.
Oleh karena itu, Pihaknya menyarankan Pemprov Banten agar segera mengganti proyek energi PLTPB dengan energi hijau PLTBM.
“Harsunya Pemprov berpikir bahwa sawit bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik, karena dibeberapa daerah di indonesia sudah menggunakan cara ini, kan ngga ngerusak lingkungan, jadi ini energi hijau ramah lingkungan,” tandasnya.
Penulis : Jejen
Editor : Aldo Marantika