SERANG – Untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kota Serang gelar seminar virtual yang bertajuk “Islam, Pancasila dan Nasionalisme”.
Seminar virtual tersebut digelar, karena saat ini pihaknya menilai bahwa nilai-nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara semakin hari semakin terkikis. Menyadari mulai terkikisnya jiwa nasionalisme dan ideologi bangsa didalam jiwa-jiwa manusia Indonesia, Repdem sebagai salah satu elemen bangsa, merasa perlu untuk memantik kembali rasa nasionalisme tersebut.
Ketua Repdem Kota Serang Dimas Pradipta Assuhada mengatakan, terkikisnya rasa nasionalisme Indonesia sudah bukan rahasia lagi, hal tersebut akibat dari datangnya ideologi-ideologi import.
“Bukan sekali dua kali kita mendengar, orang dengan lantang menyebut, bahwa Pancasila adalah Thogut, musuh Islam. Ini adalah upaya untuk membenturkan Islam dengan Pancasila. Karenanya kami mengundang para narasumber yang kompeten dari kalangan kiyai yang juga akademis. Supaya para peserta menjadi paham keterkaitan Islam, Pancasila, dan Nasionalisme,” ujarnya kepada awak media, Selasa (4/8/2020).
Ketua Bidang Politik Repdem Kota Serang De Sucitra dalam webminar tersebut juga menuturkan, banyak hal menarik yang diungkapkan oleh para narasumber. Terutama pada peran ulama dalam menyusun Pancasila.
Selain itu, respon para peserta seminar pun terlihat sangat antusias. Terlebih, para narasumber dari berbagai kalangan untuk mengisi Webminar tersebut menjelaskan pokok materi secara lugas.
“Yang menggembirakan adalah respon para peserta seminar, mereka sangat antusias. Terutama setelah diungkapkan secara mendalam oleh para nara sumber, bahwa Pancasila adalah praktik amaliah nilai-nilai Islam, terkait habluminannas” tuturnya.
Diketahui webinar tersebut juga menghadirkan K.H Dr Usman Umar, Dr M Subhi Ibrahim, dan Faozan Amar. Webinar itu juga dibuka langsung oleh Sekjen DPP Repdem, Wanto Sugito yang menceritakan pembelaan Bung Karno terhadap umat Islam dihadapan dunia internasional terutama terkait Palestina dan makam Imam Al Ghazali. (Nahrul/red)