CILEGON – Beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) nampak berjualan di Jalan Jenderal Sudirman Kota Cilegon ditengah massa aksi unjukrasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, di depan Gedung DPRD Kota Cilegon, Kamis (8/10/2020).
Ada PKL yang menjual aneka minuman dan makanan, seperti siomay, batagor dan ketoprak. Mereka berjualan di pinggiran massa aksi, tepatnya depan kantor DPRD Kota Cilegon, depan kantor Wali Cilegon dan tidak sedikit pedagang yang masuk ke dalam barisan massa aksi. Dagangan mereka pun laris manis diborong para pengunjukrasa.
Iyat (34), penjual minuman kemasan mengaku pindah berjualan dari Alun-alun Kota Cilegon ke Jalan Jenderal Sudirman. Pasalnya, peralihan lokasi berjualan itu dikarenakan adanya massa aksi unjukrasa di Jalan Protokol Kota Cilegon.
“Saya memang biasanya jualan di alun-alun, ini karena ada demo aja jadi pindah ke sini dulu karena pembelinya banyak,” kata Iyat di tengah-tengah kerumunan massa aksi, Kamis (8/10/2020).
Dia mengaku, selama hampir enam jam berjualan di lokasi unjukrasa, penghasilannya naik dibandingkan berjualan di alun-alun. “Daripada di alun-alun sepi. Mending disini rame ada demo, ya lumayan dagangan saya banyak yang beli,” akunya.
Sementara itu, penjual siomay yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku tidak sengaja berjualan di sekitar lokasi aksi. Kala itu ia sedang berkeliling dan melihat kerumunan massa aksi.
“Engga sengaja jualannya disini, mangkal disini. Karena rame aja jadi kesini. Lumayan lah banyak yang beli,” ujarnya.
Bukan hanya itu, mereka tenyata menyimak isu yang tengah diusung para mahasiswa dan kaum buruh pengunjukrasa. Pemerintah dianggap tidak pro rakyat dengan mengesahkan nya Omnibus Law UU Cipta Kerja. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya penolakan di berbagai daerah.
“Mahasiswa juga ngomongin pemerintah nggak pro rakyat lah, menyengsarakan rakyat segala macamlah, saya juga setuju kalau pemerintah didemo, biar tahu aspirasi masyarakatnya,” pungkasnya. (Fir/Red)