SERANG – Ketua Umum Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Ramdhani meminta Pemerintah baik Pemerintah pusat maupun Daerah untuk membuka ruang serta memperluasan akses permodalan kewirausahaan bagi pekerja Migran Indonesia yang memiliki keterampilan atau Skill dalam memproduksi hasil produksi rumahan.
“Kita memiliki keyakinan bahwa jika Pemerintah hadir memberikan akses permodalan, akses pemasaran, kesempatan untuk mereka (pekerja Migran,red) mengikuti pelatihan-pelatihan management kewirausahaan maka sesungguhnya pasar dan lowongan-lowongan kerja yang selama ini kosong, angka penganggurannya tinggi itu bisa dibantu,” katanya kepada awak media saat ditemui di Kota Serang, Kamis (19/11/2020) kemarin.
Benny mengaku, pekerja migra Indonesia yang diorganisir BP2MI tak hanya fokus dalam aspek penempatan kerja dinegara luar, namun sektor pemberdayaan ekonomi kratif pun menjadi prinsip dasar BP2MI untuk meningkatakan ketahanan pangan keluarga pekerja migran.
Di Banten sendiri, ujar dia, PMI Purna memiliki lima komunitas keluarga buruh migran (KKBN) yang fokus di sektor pembangunan ekonomi dengan berbagai jenis produksi perumahan yang pemasaranya sudah menembus hingga ke berbagai negara di Dunia.
“Di Cilegon ada seorang PMI (pekerja migran indonesia,red) purna yang memproduksi jamu dari jahe. Jamu ini sudah dipasarkan ke Negera Timur Tengah Arab Saudi, Newzealand dan negara eropa, ini sudah bertahun-tahun dipasarkan,” ungkapnya.
“Ini cara-cara BP2MI tidak hanya fokus bagaiamana penempatan perlindungan tapi juga bagaimana pemberdayaan ekonomi sebagai bagian dari ketahanan ekonomi keluarga ini menjadi penting dan konsen kami,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Benny pun akan menggaet pemerintah serta berbagai elmen perusahaan dalam rangka membuka ruang jejaring kewirausahaan PMI Purna di Tanah Air.
“Kami akan bekerjasama dengan kemitraan fathership agar mereka mau nanti menjadi bapak angkat atau bapak asuh dari kelompk-kelompok usaha rumahan yang dilakukan PMI Purna,” tandasnya, (jen/red)