SERANG – Sejumlah pegiat lingkungan menggelar aksi kamisan di depan kampus UIN SMH Banten tepatnya di Jalan Jendral Soedirman Nomor. 30, Ciceri, Kota Serang, Kamis (26/11/2020).
Dalam aksinya, mereka memyerukan penolakana Geothermal serta menyoroti dampak lingkungan PLTPB yang dinilai akan merusak lingkungan serta merampas ruang hidup petani Padarincang.
Pantauan dilapangan, selain memperluas kampanye gerakan penolakan energi baru dan terbarukan mereka pun turut mengkampanyekan penoalakan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga UAP PLTU Suralaya unit 9-10 di Cilegon.
Koordinator Pena Masyarakat, Mad Haer mengatakan, Geothernal merupakan sumber daya energi yang berasal dari perut bumi yang termasuk energi panas bumi terbarukan.
Kata dia, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) alias Geothermal di Padarincang akan mengakibatkan banyak sektor kehidupan yang hilang kurang lebih sekitar 6000 hektar lahan akan dikuasi investor yang akan mengelola PLTPB tersebut.
“Geothermal ini di Tolak warga padarincang, karena sudah dapat dipastikan banyak sumber kehidupan yang akan hilang dan digantikan Industri ekstraktif,” kata pria yang akrab disapa Aeng disela-sela aksi.
Selain itu, Aeng menegaskan dengan lahirnya UU Omnibuslaw Cipta Lapangan Kerja akan semakin mempermudah serta membuka keran Industri di Indonesia termasuk Banten.
Dengan begitu, kata Aeng, kehedak rezim untuk melancarkan perubahan alih fungsi lahan milik warga dari hulu hingga kehilir akan mengancam keselamatan masyarakat petani.
“Akan banyak yang kehilangan sumber air beresih yang pastinya terkuras habis bila digunakan untuk proses produksi Industri,” tegasnya.
Selama ini, sambung dia, pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak pernah memikirkan bagaimana cara memanfaatkan energi beresih yang berkelanjutan tanpa merampas ruang hidup hak-hak warga padarincang.
Terakhir, Aeng pun mendukung penuh perjuangan warga padarincang dalam melawan PT Sintesa Geothermal Banten (PT. SBG) yang dinilai telah merampas hajat hidup rakyat padarincang.
“pemerintah harus segera beralih kepada pemanfaatan energi beresih yang tidak merampas lahan rakyat,” pungkasnya. (Jen/red)