SERANG – Pengacara Komite Aksi Nasional Diver Online (Komando) Sagu Agustinus menyebut perusahaan aplikasi Gojek maupun Grab telah mengeksploitasi mitra para pekerja driver online dengan mengakuisisi kepemilikan aset transportasi driver.
“Nah sekarang kan sudah terjadi perubahan-perubahan jaman, jadi ada perubahan nilai didalam dunia investasi. Aplikasi ini harusnya melakukan eksplorasi bukan mengeksploitasi kami,” kata Sagu kepada awak media di halaman kantor DPMPTS Provinsi Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (21/12/2020).
“Jadi, peraturan yang dibuat itu harus eksploratif, Perusahaan aplikasi ini kan menggunakan lingkungan. Dia (perusahaan,red) menggunakan aset orang yang mana ini belum dilakukan atau diakui dan dicatatkan,” sambungnya.
Selain bentuk ekspolitasi aset driver, dikatakan Sagu, perusahaan aplikasi selalu merugikan driver online terbukti masalah pemasukan serta sistem bagi hasil tidak pernah menguntungkan para pekerja.
Padahal, Ujar dia, sudah terang didalam undang-undang penanaman modal disebutkan pekerja driver online adalah penyerta modal kepada perusahaan, untuk itu, harus ada regulasi yang mengakui keberadaan aset driver serta negara harus bisa memastikan kepastian hukum bagi rakyatnya.
“Nah ini yang mau kita perjuangkan. Jadi, regulator harus bisa menghadirkan regulasi yang bisa memberikan keadilan dan kepastian hukum,” tegasnya.
Selain itu, sambung dia, regulasi tentang angkutan sewa khusus belum memberikan perlindungan kesejahteraan kepada driver, sebab, kata dia, perusahaan aplikasi tidak pernah dibedah serta duduk bareng dengan para driver online.
“Jadi, negara harus berani membuat peraturan yang sifatnya eksploratif. Kalau memang negara menginginkan investasi justru harus membangun regulasin yang mendukung bagi kepentingan semua pihak,” ungkapnya.
Sementara itu, Panglima Komando, Iksan Agis, menambahkan, apabila negara tidak mengatur keberadaan aset driver online maka negara sama saja membiarkan rakyatnya dijajah dengan metode penghisapan perusahaan aplikasi.
“kita ingin membuka mata pemerintah anak bangsa sekarang sedang dijajah sama kekuataan yang tidak terlihat tapi sebenarnya kita bisa kalau negara ini mengaturnya,” katanya.
Ikhsan menerangkan, banyak persoalan yang dihadapi para pekerja terutama hubungan yang tidak jelas antara dirver online dengan aplikasi.
“Mereka bilang kita mitra tapi seringkali eskploitasi terjadi berupa Suspend dan lain-lainnya secara sepihak mereka (perusahaan,red) bertindak dengan semena-mena kepada kita,” tandasnya, (Jen/red)