SERANG – Gubernur Banten resmi menunda pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah secara tatap muka di wilayah banten yang sebelumnya direncanakan bakal digelar Januari 2021.
Alasan penundaan sekolah tatap muka didasari untuk melindungi keselamatan serta kesehatan para siswa ditengah tingkat penularan covid-19 masih tinggi diwilayah Banten.
Demikian terungkap usai pemerintah provinsi banten menggelar rapat bersama jajaran dinas pendidikan Kabupaten/Kota, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Dokter Paru dan Dokter Anak di rumah dinas Gubernur Banten, Kota Serang, Selasa 22 Desember 2020.
Terkait hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Perwakilan Banten, Budi Suhendar, mengatakan, penularan virus corona sangat mudah dan cepat bisa terjadi kepada siapa saja termasuk anak-anak yang rentan tertular penyakit.
Kata dia, Kapasitas tenaga kesehatan saat Ini yang sedang menangani kasus selalu berjibaku memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, namun dengan tenaga terbatas serta rumah sakit hampir over kapasitas menjadi pertimbangan IDI untuk merekomendasikan penundaan sekolah tatap muka.
“Rumah sakit sedang melampaui 80 pereen, secara Provinsi Banten dan Nasional kasus covid-19 sedang mengalami peningkatan,” Ujar Budi Suhendar.
Selain itu, pihaknya mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil tindakan cepat melakukan vaksinasi agar dapat menekan tingkat penularan covid-19.
“Vaksin bisa disetujui untuk mendorong cepat upaya pemulihan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Tri Agus Yuarsa menambahkan, tingkat penularan covid-19 kepada anak terus naik sehingga apabila sekolah tatap muka dipaksakan akan memperparah kondisi kesehatan anak.
“Dokter anak, 0-18 tahun sampai kemarin tanggal 20 Desember 860 yang positif 3 minggu trakhir 55 kasus kemarin 60 kasus trenya selalu naik,” ungkapnya.
“Kita tidak tau apakah ini gelombang pertama atau kedua, tapi ini selamu naik, Kalau ada 100 kasus yang meninggal 2, di setiap daerah pasti mengalami perbedaan,” paparnya.
Tri mengungkapkan, Pada umumnya anak ini korban penularan dari lingkup keluarga termasuk orang tuanya, sebab apabila orang tuanya positif anaknya pun ketika dilakukan swab turut akan positif covid-19.
“Hampir rata beberpa minggu ini di Tangsel (tanggerang selatan,red) tinggi, Tangerang kota juga ngga mau kalah sekarang ini, terkonfirmasi 865 itu data kita,” tandasnya, (jen/red)