SERANG – Ribuan produsen tempe dan tahu yang tersebar di Wilayah Banten mengalami dampak serius akibat terus merangseknya harga kedelai di pasaran.
Akibat kenaikan harga, kini masih terdapat sebagian produsen tempe yang lumpuh mogok produksi lantaran tak sanggup membeli kedelai dengan harga selangit.
“Produsen tempe dan Tahu di Banten hampir ada 2000, semuanya terdampak,” ujar ketua Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti), Kota Serang, Redi Kurniady kepada Updatenews.co.id, di Kota Serang, Selasa 5 Januari 2021.
Redi menyebut, banyak karyawan tempe sudah dirumahkan bahkan data terbaru di Kabupaten Lebak sendiri terdapat 40 produsen tempe gulung tikar.
“Nah pasti kan dampaknya ada pengurangan karena pengurangan pekerja, pengurangan produksi pastinya,” katanya.
Untuk itu, Redi menuntut pemerintah untuk segera turun tangan mencari solusi dalam mengatasi kenaikan harga kedelai.
Diberitakan sebelumnya, Produsen tahu tempe di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten kini kembali beroprasi setelah mogok produksi sejak Jumat 1 hingga 3 Januari 2021 akibat dampak dari kenaikan harga kedelai impor di Pasar.
“Ya, kemari memang kita sempat mogok selama tiga hari secara serentak. Tapi sekarang sudah kebali normal lagi,” Ujar Nasrulah, pemilik pabrik tahu di Keramatwatu, Kabupaten Serang.
Nasrullah menjelaskan, pada hari pertama beroprasi jumlah produksi tempe berjalan normal walaupun harga kacang kedelai belum stabil. untuk menyiasati harga tersebut, Nasrullah terpaksa menaikan harga pada tahu tempe yang diproduksinya.
“Kalau saya 2 kuintal, 200 kilogram kedelai, jadinya tergantung tahu, macem-macem ga semua hasilnya segitu sesuai ukuran tahu kalau besar jadinya dikit,” Ungkapnya.
jika hasil produksi tidak dinaikan, dikatakan Nasrullah, pihaknya akan mengalami kerugian besar. “Kalau di pasar sama aja yang kecil yang besar juga, harga kita naikan. Karena kita menyeauaikan sama harga kedelainya” Terang Nasrullah.
Sejauh ini, Nasrulah mengakui, pihaknya menjual hasil pembuatan prodiksinya itu ke wilayah pasar Cilegon dan Merak dengan harga dikisaran Rp7.000 sampai Rp8.000.
“Ini harga sudah disesuaikan dengan harga kacang yang asalnya Rp5.000 sekarang naik jadi Rp7.000 sapai Rp8.000,” pungkasnya, (jen/red)