SERANG – Korban pemotongan bantuan sosial (Bansos) program jaminan sosial rakyat banten bersatu (Jamsosratu) di Kelurahan Sukawana, Kecamatan Curug, kota serang, diduga mendapatkan teror dari pihak pendampingan Jamsosratu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Updatenews.co.id penerima Jamsosratu di Sukawana sebanyak 55 orang setiap penerima memperoleh bantuan Rp1,250.000 pada tahun 2020.
Diketahui, dari 55 Penerima bantuan Jamsosratu diduga disunat sebesar Rp150 ribu per orang oleh pihak pendampingan Jamsosratu.
Wartawan mencoba menelusuri rumah setiap penerima Jamsosratu namun pihak penerima Jamsosratu bungkam enggan memberikan keterangan terkait pemotongan tersebut.
Kepada Updatenews.o.cid, salah satu warga penerima Jamsosratu bercerita setelah ada kabar pemotongan pihaknya mendapat tekanan, namun warga itu enggan membeberkan sumber dan alasan penekanan tersebut.
“Sumbernya ini dari saya, saya kan punya hubungan, sayamah walaupun dipaksa juga ngga mau (membuka,red), bener,” katanya dilokasi, Kamis (28/1/2021).
“Kan saya sudah gambarin, data saya, ini kan seolah-olah lagi ngga ada orang nih, kalau banyak orang wah ini nih orangnya selalu ngasih sumber,Saya ngga mau, masalahnya itu,” sambungnya.
Disinggun apakah pemotongan Rp150 ribu sering dilakukan oleh pihak pendampingan Jamsosratu, dengan nada tinggi penerima Jamsosratu itu sontak menuding wartawan memacing dirinya.
“Nggak tahu, kalau bapak ngomong lagi seolah-olah memancing saya. Gitu aja,” cetusnya dengan nada tinggi.
Diberitakan sebelumnya, pihak pendampingan Jamsosratu Muktar, membantah melakukan pemotongan terhadap bantuan tersebut.
“Bantuan ini murni, tidak ada potongan, ini anggaran dari Pemerintah Daerah Banten bukan dari pusat, Tudingan pemotongan itu nggak sesuai lah,” Ujar Muktar saat dikonfirmasi via WhatsAap.
Selain itu Muktar pun menuding isue bredar diluar bukan dari penerima Jamsosratu melainkan mereka yang tidak mendapatkan bantuan dari program tersebut.
Bahkan Muktar mengakui, dirinya sudah menelusuri pihak-pihak penerima Jamsosratu di Sukawana tidak satupun kedapatan yang dipotong oleh pendamping Jamsosratu.
“Ternyata saya telusuri ke masing-masing penerima, saya tanyain benar ngga, selain saya kesini ada orang asing datang setelah mendapat bantuan. Ngga ada pak lake gitu. Terus dikamping ini ramai pemotongan-pemotongan apakah benar? Ngga ada pak ngga dipotong, itumah biasa orang yang nggak dapat,” kata Muktar sambil menirukan percakapan dengan penerima Jamsosratu. (Jen)