PANDEGLANG, – Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan menjadi satu-satunya kepercayaan sebagai jaminan kesehatan bagi Siti Lailatu Zahroh. Wanita cantik kelahiran Pandeglang, 14 Februari 1997 ini merupakan peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas satu dari orang tuanya yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Pandeglang.
Perempuan berhijab asal Kampung Mengger, Kadumadang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini menceritakan pengalamannya sebagai peserta JKN-KIS menjalani operasi usus buntu dua tahun lalu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang.
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Salsabila Serang ini mengungkapkan, awalnya ia sering mengalami rasa nyeri di perut kanan bagian bawah lantaran mungkin pola makannya yang kurang sehat. Kemudian setelah diperiksa, ternyata dirinya mengidap usus buntu dan harus melakukan operasi.
“Awalnya sering sakit perut, terus pas di periksa katanya usus buntu dan harus dilakukan operasi. Awalnya syok sih. Karena ya mungkin dari makan yang kurang sehat. Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Sampai pemulihan itu semuanya pakai JKN-KIS,” tuturnya.
Karena telah memiliki kartu JKN-KIS, wanita murah senyum ini mengaku, tidak terlalu khawatir memikirkan biaya operasi tersebut. Bahkan hingga proses operasi dan pemulihan dirinya tidak mengeluarkan biaya apapun lantaran telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Selain itu, wanita yang akrab disapa Laila itu menilai bahwa pelayanan kesehatan yang ia dapatkan sangat bagus dan memuaskan. Meski baru satu kali mengunakan kartu JKN-KIS, namun ia meyakini bahwa JKN-KIS merupakan pilihan tepat sebagai jaminan kesehatan keluarga.
“Menurut saya pelayanannya bagus dan memuaskan. Semua biaya operasi dan kontrol semuanya gratis,” ujarnya.
Bagi Laila menjadi peserta JKN-KIS merupakan hal yang wajib, karena selain sebagai jaminan kesehatan, menjadi peserta JKN-KIS juga dapat bernilai ibadah lantaran peserta yang sehat dapat membantu peserta yang sakit melalui iuran tersebut. Ia berharap, kesadaran masyarakat dapat meningkat akan pentingnya menjadi peserta JKN-KIS.
“Bagi saya menjadi peserta BPJS Kesehatan ini hal yang wajib. Ini kan sistemnya gotong royong. Jadi yang sehat menolong yang sakit dari iuran tersebut. Semoga semakin masyarakat semakin banyak yang jadi peserta BPJS Kesehatan dan rutin membayar iuran,” tuturnya.
Laila juga berharap BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik lagi. Selain itu pengawasan terhadap fasilitas kesehatan harus terus dilakukan agar tidak ada keluhan masyarakat karena perbedaan pelayanan kesehatan karena beda kelas.
“Jangan membandingkan fasilitas pelayanan kesehatan hanya karena beda kelas,” pungkasnya. (Adv)