SERANG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Serang sulap Gedung Juang 45 menjadi sarana edukasi serta wisata sejarah di Kota Serang. Meski sempat terjadi penolakan saat proses awal revitalisasi, namun gedung ini sudah berubah drastis dengan memiliki keindahannya sendiri setelah di sulap.
Kepala DPK Kota Serang, Wahyu Nurjamil mengatakan Gedung Juang 45 saat ini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. Namun di situasi pandemi Covid-19 ini, masih ada pembatasan jumlah pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan.
“Kita sudah punya SOP nya, jadi tetep protokol kesehatan dipakai, jadi didalam ruangan itu kan ada kapasitasnya, nah kapasitas itu yang akan kita kurangi, masuknya juga itu tidak semua langsung masuk, karena ada petugasnya disini,” ujar Wahyu usai launching, Rabu (24/02/2021).
Ia mengatakan ada banyak fasilitas yang disediakan oleh pihaknya, mulai dari perpustakaan anak, perpustakaan umum, room mini teater serta foto-foto dokumentasi pahlawan nasional.
“Semua ada dari mulai fasilitas perpustakaan anaknya, perpustakaan umumnya, ruang taternya. Kapasitas per ruangan, kalau di perpustakaan umum kurang lebih sekitar 50an itu 30 persenya, di mini teater kurang lebih 10 ya itu nanti 3,4 gitu,” katanya.
Di Gedung Juang 45 ini juga masyarakat juga dapat menikmati beberapa dokumentasi sejarah dalam bentuk digital yang sudah disediakan oleh DPK.
Sementara, Wali Kota Serang, Syafrudin menuturkan pihaknya telah melalui proses panjang untuk merevitalisasi gedung tersebut guna menjadi sarana edukasi dan wisata sejarah.
“Sebagai sarana edukasi dan wisata sejarah masyarakat Kota Serang menuju Kota Serang yang berdaya dan berbudaya. Gedung juang ini fungsinya untuk mengingatkan sejarah dari jaman dulu sampai sekarang, jadi apa yang kita lihat dari para pejuang-pejuang yang ada di Indonesia itu ada disini, termasuk pejuang yang ada di Banten ini khususnya Kota Serang,” tuturnya.
Meski ada pengalih fungsian Gedung Juang 45, Syafrudin memastikan tidak merubah bentuk fisik bangunan dan lain-lainya. Pemkot Serang hanya menambah beberapa beberapa fasilitas penunjang sarana belajar dan wisata sejarah.
“Kita merefitalisasi gedung ini tidak merubah bentuk, keadaan gedung juang yang sudah ada, jadi masih tetap tidak berubah masih seperti dulu,” tukasnya. (Nahrul/red)