SERANG – Sampai saat ini, anggaran penyertaan modal tahun 2021 dari Pemprov Banten kepada BUMD Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) Rp 65 belum juga kunjung cair atau diberikan.
PT. ABM sampai saat ini masih mengelola anggaran penyertaan modal tahun 2020 Rp 10 miliar, untuk keperluan belanja mulai dari beras, minyak, gula dan masih banyak lagi.
“Sudah diajukan. Belum ada masuk kekita (ABM),” terang Direktur Operasional BUMD Agrobisnis Banten Mandiri, Ilham Mustofa, Jumat (26/3/2021).
Menurutnya, tidak hanya untuk keperluan belanja barang, anggaran penyertaan modal tahun 2020 Rp 10 miliar tersebut, sudah termasuk untuk biaya operasional hingga belanja pegawai PT. ABM.
“Masih diputer-puter yang Rp 10 miliar, termasuk untuk keperluan biaya operasional dan belanja pegawai,” katanya.
Pihaknya berharap, April mendatang kucuran anggaran penyertaan modal dari Pemprov kepada PT. ABM sudah bisa sudah bisa diberikan untuk membiayai kegiatan dan program yang sebelumnya telah direncanakan, mulai belanja alat rice miling atau mesin penggilingan padi, dairy farm, dan masih banyak lagi oleh PT ABM.
“Semuanya sudah siap, tinggal diisi bensinnya saja (penyertaan modal),” katanya.
Pihaknya optimis, tidak hanya untuk menjaga hasil para petani Banten, PT. ABM juga akan mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemrprov, setelah suntikan modal kepada PT. ABM diberikan Pemprov Banten, bergantung hasil keputusan RUPS PT. ABM kedepan.
“Untuk PAD nya tidak kita hitung, tapi omsetnya sekitar Rp 44 miliar. bergantung RUPS, kalau hasilnya diserahkan 100 persen ya kita serahkan,” katanya.
Dengan semakin cepatnya kucuran penyertaan modal tahun 2021. Maka, akan semakin cepat pelaksanaan program dan kegiatan PT. ABM yang sebelumnya pernah direncanakan.
“April itu baru kita set up. Harapannya Maret akhir ini tuntas, April itu sudah masuk kerekeningnya agro, jadi kita punya bensin. Kalau gak ada Bensin, gak bisa jalan,” tandasnya.(Jen)