SERANG – Sejumlah warga yang terhimpun dalam Syarekat Perjuangan Rakyat Padarincang alias “Sapar” kembali memasang spanduk penolakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) alias Geothermal di sepanjang Jalan raya Palka Padarincang, Rabu 7 April 2021.
Pemasangan spaduk itu, sebagai bentuk perlawanan masyarakat dalam merespon aktivitas perusahaan yang dinilai kembali melakukan sosialisasi kelanjutan proyek Geothermal.
Maman, salah satu warga yang ikut dalam pemasangan spanduk penolakan mengungkaplan, bahwa masyarakat sudah tidak butuh lagi sosialisasi, pasalnya selama lima tahun melakukan penolakan sudah berbagai macam sosialisasi dilakukan oleh pihak perusahan dengan hasil masyarakat tetap menolak pembangunan tersebut.
“Udah sering sosialisasi keputusannya kan semua warga yang hadir menolak tapi tetep aja perusahan maksa, tahun 2018 bulan April juga kita pernah musyawarah di Cidanghiang Barugbug sama pihak perusahan, ada wakil bupati juga, sama muspida dan muspika, diakhir musyawarah kan ditanya ke warga yang hadir terus semuanya teriak nolak tapi tetep aja proyek pengen dilanjutin,” Ujar Maman.
Dirinya beranggapan bahwa pihak perusahaan tidak mengindahkan hasil musyawarah dan meminta kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersikap tegas dan berpihak sesuai dengan keinginan masyarakat.
“Ini kan artinya perusahan engga mendengarkan hasil dari musyawarah padahal disitu juga ada pihak dari pemerintah tapi kenapa mereka diam saja harusnyakan pemerintah berpihak kepada masyarakat, makanya ini kami warga padarincang kembali pasang spanduk penolakan supaya mereka sadar bahwa masyarakat tidak mau ada geothermal di padarincang”, katanya.
Maman pun membeberkan alasan masyarakat tetap menolak PLTPB karena khawatir akan dampak negatif yang terjadi dari pembangunan proyek tersebut.
“Kita semua itu tidak mau menanggung dampak negatifnya, sudah banyak contoh yang terjadi, ada di Matanoloko, belum lama juga timbul dampak negatif di geothermal mandailing natal bahkan sampai da yang meninggal, maka dari itu kami lebih baik mencegah daripada mengobati, lagian kan kalau udah meninggal ga bisa diobatin, maka kita semua keukeuh menolak geothermal”, tutupnya (jen/red)