CILEGON — Politisi muda asal partai Gerindra (dapil II Ciwandan – Citangkil) Rino Hadi Putra, memaknai puasa sebagai pintu masuk untuk mensucikan makna ‘politik’ sebagai alat untuk mencapai kebaikan. Demikian dia sampaikan kediamannya, Sabtu malam (24/4/21).
Menurut Rino, tujuan utama dari puasa di Bulan Ramadhan adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan melatih diri pada kebaikan. Selain itu ia maknai sebagai pintu masuk untuk mensucikan kembali makna ‘politik’ sebagai alat untuk mencapai kebaikan hidup manusia.
Dengan demikian sambung Rino, dalam Ramadhan ini keadaban politik harus dijadikan sebagai agenda. Perilaku seperti berburuk sangka, berbohong, ghibah dan hasud harus segera disudahi. Selain akan mengurangi kualitas ibadah puasa, perilaku buruk seperti itu berpotensi merusak sendi kebangsaan yang telah dibangun oleh para pendahulu.
Riino juga mencontohkan, Imam Asy-Syatibi dalam kitab al-Muwafaqat mengatakan bahwa seseorang yang bekerja dalam kancah politik setidaknya harus memiliki lima hal yang wajib dipelihara atau dijaga.
- Menjaga agama
- Menjaga jiwa
- Menjaga nasab
- Menjaga akal, dan
- Menjaga harta
“Diakui atau tidak, politik kita hari ini seperti kehilangan jiwanya. Politik bukan lagi seni mengatur manusia dengan penuh sentuhan ketulusan, namun berubah menjadi medan konflik yang penuh intrik.” ujar Politisi muda ini.
Semestinya kata Rino, Elite politik memberikan teladan bukan malah terjerumus ke dalam perilaku-perilaku yang tidak terpuji menyangkut harta negara (korupsi). Mereka terjatuh ke dalam jurang kehidupan yang hedonis, ambisius, dan pragmatis.
Politik adalah mencerahkan, dan sarat ilmu pengetahuan kini berubah menjadi pragmatisme politik penuh kebencian.
Pada akhirnya, masyarakat menjadi terpecah belah akibat beda keyakinan pilihan. Polarisasi ini sudah sangat akut ditunjukkan di media sosial. (Aghata).