SERANG – Sejumlah masyarakat dari berbagai elemen organisasi yang tergabung dalam aliansi syarekat perjuangan rakyat (SAPAR) kembali menggelar fefleksi doa dan buka bersama menolak perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) lias proyek Geothermal.
Ferleksi penolakan itu dipusatkan di depan lokasi yang akan dijadikan pintu masuk proyek panas bumi, Desa Butukuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
Pantauan dilapangan selain menggelar refleksi doa bersama dimuat serangkaian aksi orasi-orasi penolakan terhadap proyek Geothermal
Orasi itu ditunjukan kepada pemerintah dan lembaga terkait agar segera memberhentikan proses eksplorasi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi ini, serta Mencabut SK WKP kaldera rawa danau.
Divisi simpul belajar dan jaringan tambang (Jatam) Ki Bagus Hadi Kusuma menjelaskan bahwa mitos pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah energi bersih itu salah, dan geothermal harus dilawan.
“Kenapa dilawan? Pertama, karena bicara energi bersih kita tidak bisa melihat dari satu aspek saja, tidak bisa melihat dari sumber energinya saja, kita harus melihat prosesnya juga karena prosesnya mirip dengan aktifitas pertambangan, resikonya pun sama bahayanya bahkan bisa lebih berbahaya,” ujar Ki Bagus di Padarincang, Rabu 4 Mei 2021.
Kemudian, dikatakan Ki Bagus, sejak awal pihak perusahaan sudah memberikan informasi yang salah terkait energi dan tidak melibatkan persetujuan warga dalam proses perizinan.
Selain itu, bahwa sudah banyak contoh kasus bagaimana kegagalan industri geothermal yang tidak hanya bisa dipulihkan tapi juga sudah memakan korban jiwa.
“Contohnya itu ada di mataloko, dampaknya itu menyebabkan banjir lumpur dari sumur pengeboran yang masih terus berlangsung sampai sekarang,”katanya.
Selain di Mataloko, kasus di Mandailing Natal Sumatra Utara yaitu kebocoran gas H2S yang menyebabkan 5 orang meninggal 2 diantara nya anak-anak serta 50 orang lebih harus dirawat dirumah sakit.
Sementara, salah satu warga Padarincang Ade Putra menambahkan, bahwa masyarakat sudah bulat menolak proyek Geothermal di Padarincang.
“Kita tidak mau tanah padarincang dirusak, karena jelas geothermal tidak akan membawa manfaat terhadap masyarakat padarincang justru malah akan merugikan masyarakat,” ujarnya.
“Kami akan mepertahankan kesuburan tanah kelahiran kami, sudah jelas wilayah padarincang adalah zona hijau dan paru paru nya kabupaten Serang, bahkan banten” pungaksnya. (Jen/red)