Oleh: Pannindya Surya Rahma Sari Puspita
(Mahasiswi UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)
Ramadhan sudah hampir genap sebulan terlewati, aktivitas berpuasa sudah sepenuhnya dijalankan oleh umat muslim, berbondong-bondong melaksanakan sholat tarawih dan juga lantunan ayat suci yang selalu menggema pada penghujung malam takkan lagi bisa dilakukan saat ramadhan sudah berlalu.
Namun ada bagian yang tak bisa dilewatkan saat Ramadhan, yakni berburu baju serta aneka kue lebaran meski harus berdesak-desakan ditengah pandemi yang masih ada tanpa memikirkan kemanan bagi diri sendiri dan orang lain. Berbagai pusat perbelanjaan sudah penuh sesak berisi lautan manusia yang siap bertempur demi mendapatkan diskon gede-gedean, berborong pernak pernik lebaran meski harus berhimpitan.
Teriakan petugas untuk para pengunjung agar tetap menjaga jarak seperti tak dihiraukan. Bahkan dengan santainya sejumlah orang tetap berusaha menggunakan JPM menjadi jalur dua arah. “Seharusnya itu jalurnya satu arah, tapi tetap aja ada yang semaunya sendiri. Petugas udah ingetin pakai toa, tapi namanya penuh,” kat Flo kepada Liputan6.com, Minggu,2 Mei 2021.
Selain itu, kata dia, tak sedikit pengunjung yang bergerombol duduk ataupun istirahat tanpa ada jaga jarak. Sementara di Blok A Tanah Abang, sejumlah petugas gabungan dari Satpol PP dan Kepolisian tampak berjaga. Flo menyebut, pengunjung di Blok A lebih tertata dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes) bila dibandingkan di JPM. (Liputan6.com)
Lonjakan Angka Pandemi Menjelang Idul Fitri
Peringatan ini disampaikan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam pertemuan daring, Rabu (5/5/2021). ”Telah terjadi peningkatan kasus positif dan yang dirawat, terutama sejak minggu keempat April 2021. Faktor utamanya adalah kelalaian protokol kesehatan di tempat umum dan munculnya kluster baru. Dikhawatirkan situasi semakin memburuk setelah Lebaran,” kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi PDPI Erlina Burhan.
Mengacu data Kementerian Kesehatan, dalam sepekan terakhir pasien yang membutuhkan rawat inap telah meningkat 1,28 persen. Sementara peningkatan angka kematian mencapai 20,73 persen. Adapun penambahan kasus positif di Indonesia pada Rabu sebanyak 5.285 orang. Dari total kasus 1.691.658 orang, sebanyak 98.217 orang di antaranya merupakan kasus aktif, yaitu yang masih menjalani perawatan atau isolasi. Kematian bertambah 212 orang sehingga totalnya 46.349 orang. (Kompas.id).
Minimnya kesadaran pada diri tiap individu untuk menerapkan protokol kesehatan 5M dengan memakai masker, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi pergerakan dan interaksi pun tidak ada.
Perbaikan Ekonomi Dengan Solusi Konsumsi
Mentri Keuangan, Sri Mulyani, punya cara jitu mendongkrak perekonomian yang lagi lesu karena pandemi. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu minta rakyat tetap beli baju saat Lebaran nanti, meski mudiknya tetap dilarang.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani saat menyampaikan keterangan pers APBN Kita, Kamis lalu. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani meminta masyarakat tetap menyambut Lebaran dengan penuh sukacita. Jangan lupa, kata dia, kegiatan belanja menjelang Lebaran seperti membeli baju baru harus tetap berjalan. Tujuannya agar kegiatan ekonomi tetap berjalan.
“Ada bagusnya juga Lebaran tetap pakai baju baru, beli baju baru supaya walaupun Zoom nanti pakai baju baru sehingga muncul aktivitas di masyarakat bisa terjadi,” kata Sri Mulyani. (wartaekonomi.co.id).
Demi menghindari aktivitas kerumunan di tempat pusat perbelanjaan, lahirlah kebijakan berbelanja baju lebaran secara online, kebijakan ini dibuat untuk memperbaiki keadaan ekonomi akibat pandemi. Padahal tidak semua warga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi untuk membeli baju lebaran. Tugas negara bukan meminta masyarakat berbelanja, tetapi harusnya negara lah yang menyediakan kebutuhan bagi setiap warga nya. Masih banyak disetiap sudut daerah, ada masyarakat yang tidak bisa makan sehari-hari nya karena kehilangan pekerjaan sehingga tak memiliki pemasukan, seharusnya pemenuhan kebutuhan pokok ditanggung pemerintah.
Pandemi masih menjadi paradoks yang katanya harus dihindari namun kurang tegas nya sikap pemerintah terhadap kebijakan pandemi, justru membuat masyarakat rela berdesakkan hanya untuk membeli baju lebaran, bukan nya memberikan solusi yang solutif justru pemerintah meminta masyarakat berbelanja online, padahal kita sama-sama tahu bahwa ekonomi menurun sejak pandemi dan seharusnya membeli baju lebaran secara online tidak dijadikan sebagai suatu kebijakan, karena beberapa warga hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan nya sehari-hari bukan membeli baju lebaran yang hanya sebatas keinginan dan antusias lebaran.