SERANG – Nasib buruk kini melanda Tenaga Kesehatan (Nakes) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten yang sudah sepuluh bulan insentif tak kunjung diberikan.
Semenjak September 2020, sejumlah Nakes RSUD Banten dikabarkan belum menerima insentif yang dijanjikan oleh pihak manajemen RSUD.
Ditengah insentif tak cair, Para Nakes RSUD Banten tetap bekerja digarda teedepan penanganan Covid-19 hingga bertaruh nyawa demi keselamatan pasien corona
SBF salah satu Nakes RSUD Banten menceritakan keluh kesahnya atas hak insentif yang sama sekali belum diterima selama bekerja sebagai Nakes di RSUD.
SBF mengakui, dirinya beserta rekan satu angkatannya dari kloter kedua penerimaan Nakes RSUD Banten sudah mulai curiga ketika penerimaan insentifnya dikabarkan telat.
“Wah bau-baunya janji palsu nih,” kata SBF Jumat, 2 Juli 2021.
Awalnya SBF masih bisa menerima beberapa alasan yang dilontarkan oleh pihak manajemen RSUD Banten.
Namun, setelah beberapa bulan berlangsung tak kunjung turun insentifnya, SBF mulai geram.
“Alasannya ini lah, itu lah, absensi digitalnya lah. Ada ajah ngelesnya, bisaan,” ujarnya.
SBF menurutkan besaran insentif jatahnya yang bakal diterima sesuai kontrak pada surat kontrak kerja Nakes itu berkisar 7,5jt perbulan.
“Pernah pas kasus ramai Kementerian Kesahatan RI diganti ntu katanya nunggu pelantikan Menteri yang baru,” ucapnya.
Kendati demikian, SBF semakin kesal lantaran sudah memasuki bulan ke enam insentifnya tak kunjung diberikan.
“Mana Menterinya udah diganti padahal, apa nanti muncul lagi kasus baru,” terangnya.
Tak cukup disitu, SBF juga kecewa sama manajemen RSUD Banten karena sudah disuruh tanda tangan secara manual tapi hasil nihil.
“Ngedenger suruh tanda tangan tulis buat absensi, wah kayaknya bentar lagi nih. Eh sama ajah ternyata sampai sekarang,” katanya.
Terakhir, SBF berharap insentif haknya beserta rekannya sesama Nakes di RSUD Banten cepat didapatkan.
“Udah itu ajah, biar kitanya sama-sama enak ajah,” pungkasnya.
Sementara, saat dikonfirmasi Direktur Utama RSUD Banten, Danang tidak menjawab sama sekali ketika dihubungi. (Jen/red)