LEBAK, – Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sudah hadir lebih dari 6 tahun ditengah masyarakat, dan tidak sedikiti yang telah merasakan manfaatnya.
Salah satunya Siti Maemunah (33) warga Kp. Bangkalok, Desa Girimukti, Cimarga Kab. Lebak, Banten, yang merupakan peserta JKN-KIS di segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri dengan hak rawat kelas 3.
Siti pun membagikan kisahnya saat memanfaatkan JKN-KIS untuk pengobatan dirinya dan keluarganya. Awal terdaftar menjadi peserta JKN-KIS ialah saat siti akan melakukan persalinan anak pertamanya pada tahun 2018 lalu. Sebagai Ibu Rumah Tangga, dan suami yang keseharian bekerja serabutan, tidak menyurutkan Siti untuk mengontrol kondisi kandungannya.
Tak pelak Siti disarankan untuk melahirkan secara caesar oleh dokter yang memeriksanya, dan tindakan pelayanan dijamin oleh program JKN-KIS yang baru saja didaftarnya sebagai antisipasi saat persalinan. “ Alhamdulillah waktu ceasar sudah terdaftar BPJS Kesehatan, jadi tidak terlalu memikirkan biaya karena semua sudah tercover,” jelas Siti.
3 Tahun berlalu, kini anak pertamanya Muhammad Sultan (3) lah yang harus terbaring lemah dirumah sakit karena panas demam tinggi. Lagi-lagi program JKN – KIS hadir sebagai penyelamat keluarga Siti ditengah situasi pandemi saat ini.
“Sekarang Sultan anak saya yang harus menjalani rawat inap dirumah sakit, sudah 3 hari. Enggak kebayang kalau gak ada BPJS Kesehatan, situasi lagi pandemi saat ini pendapatan tidak menentu,” ungkap Siti saat ditemui di RS Misi Lebak (19/08).
Menurut Siti selama menggunakan manfaat program JKN-KIS, dirinya merasa sangat terbantu terutama pada sisi biaya. Selain itu menurutnya pelayanan yang diberikan sangat baik dan memuaskan.
“ Pelayanan sangat baik, Alhamdulillah memuaskan, tidak ada biaya tambahan, kita peserta cukup bayar iuran bulanan saja apalagi untuk kelas 3 sangat terjangkau bagi kami masyarakat kecil,” tambah Siti.
Pada akhir pembicaraan Siti berharap program seperti ini harus terus ada, karena sudah banyak membantu masyarakat kecil terutama yang tidak punya penghasilan tetap dikala pandemi. Bahkan kedua orang tuanya merasa sangat terbantu karena terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran yang iurannyya dibayarkan pemerintah setiap bulannya.
“Kalau program ini tidak ada, kasihan masyarakat kecil mau berobat bisa gigit jari, karena tidak punya uang untuk berobat, apalagi saat ini banyak yang di- PHK dari tempat kerja. Program ini sangat membantu, terutama keluarga saya pribadi berterima kasih adanya program ini,” Tutup Siti. (Red)