PANDEGLANG, – Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat disyukuri oleh Mamat (35) warga Kampung Pasir Putri, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Di hari ke tujuh setelah meninggal adik kandungnya Endin Saefudin (25) ia mengucapkan banyak terimakasih kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN yang telah banyak membantu almarhum adiknya selama melakukan pengobatan.
Mamat menjelaskan jika pada bulan Juni 2022 silam adiknya itu sering mengeluhkan sakit kepala namun setelah beberapa kali berobat ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (fktp), sakit yang diderita oleh adiknya itu tak kunjung sembuh.
Kemudian di awal bulan Juli penyakit yang diderita adiknya itu semakin parah hingga sering kali adiknya kejang-kejang dan berteriak kesakitan. Setelah berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang adiknya didiagnosa mengidap Kanker saraf.
Setelah diberikan beberapa obat, Mamat mengaku adiknya tak lagi mengalami kejang-kejang. Namun adiknya menjadi lemas dan tak bisa berbuat apa-apa.
“Kata dokter penyakit adik saya itu kanker saraf, setelah diberikan obat Alhamdulillah adik saya tidak lagi kejang-kejang tapi kondisinya dia sangat lemas tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk bicara saja susah,” tutur Mamat kepada wartawan, Kamis 15 September 2022.
Mamat melanjutkan, saat akan dilakukan pengobatan selanjutnya sesuai saran dokter yang harus dilakukan rujukan, namun takdir berkata lain. Adik Mamat telah meninggal dunia pada pertengahan Agustus 2022.
“Karena kata dokter coba minum obat dulu, jika tidak ada perubahan disuruh ke RSUD lagi, katanya nanti akan dirujuk. Tapi Allah mungkin berkehendak lain, beliau meninggal pada pertengahan Agustus bulan lalu,” ujarnya.
Mamat mengatakan, ia dan adiknya itu memiliki kartu Indonesia sehat (KIS) dari pemerintah sejak tahun 2020 silam. Mamat yang bekerja hanya sebagai petani kampung mengaku sangat bersyukur bisa memiliki kartu KIS sebagai jaminan kesehatan.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur, saya hanya sebagai petani dan adik saya itu kerja di rumah makan di Tangerang. Kalo gak ada kartu BPJS Kesehatan itu, saya mau bayar pengobatan dari mana karena kedua orang tua kami sudah lama tidak ada (anak yatim piatu -red),” ucapnya.
Ia menambahkan, saat mengurus adiknya berobat menggunakan kartu KIS tak pernah ada kendala yang berarti. Hanya saja ia mengaku harus sabar mengantri pendaftaran saat akan melakukan pengobatan di RSUD Berkah.
“Tidak sih tidak ada kendala, dan tidak pernah dipersulit asal persyaratan lengkap seperti KTP dan KK, tapi memang harus sabar saat antri pendaftaran. Dan memang ada beberapa obat yang harus di beli di luar,” ujarnya.
Ia berharap, kedepan BPJS Kesehatan dapat terus eksis dan membantu masyarakat yang tak mampu seperti dirinya serta dapat terus meningkatkan pelayanan.
“Semoga pelayanan BPJS Kesehatan semakin baik, dan semoga kedepan pihak rumah sakit menyediakan obat yang di cover oleh BPJS Kesehatan,” tutupnya. (Adv)