UPDATENEWS – Gubernur Banten periode 2014-2017 Rano Karno menceritakan perjuangannya mewujudkan akses infrastruktur jalan untuk membuka kegiatan perekonomian kawasan Banten tengah dan selatan.
Saat itu, kata Rano Karno, dirinya menjabat Gubernur Banten dan berkeras terus meyakinkan Presiden Joko Widodo untuk tetap melanjutkan pembangunan jalan tol Serang-Panimbang. Menurutnya, tol tersebut akan menghapuskan kesenjangan antarwilayah yang terjadi di Provinsi Banten.
Bahkan, kenang pemeran Si Doel itu, ketika dirinya terkena serangan bell’s palsy, peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung nyaris dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo. Namun dirinya tetap berkeinginan agar peresmian tersebut tetap dilanjutkan karena penting untuk membuka akses jalan.
“Banten sangat perlu tol untuk menunjang perekonomian di daerah Tanjung Lesung. Waktu itu, saat peresmian KEK di Tanjung Lesung, Pak Jokowi bertanya apa saja yang diperlukan Banten. Lalu saya menjawab, akses infrasktur jalan tol,” tegas Rano Karno di Rangkasbitung,Lebak, Minggu (19/2/2023).
“Ada cerita menarik. Bayangkan saat itu saya mencong bibir, lagi sakit bell’s pelly. Beliau (Presiden Jokowi) nyaris membatalkan. Tapi saya minta jangan dibatalkan, karena kalau tanggal 25 Februari 2015 tidak disahkan, hilang itu SK KEK,” kata Rano melanjutkan.
Rano menjelaskan lebih lanjut, awalnya pembangunan tol Serang-Panimbang tidak masuk dalam pembangunan nasional. Namun, karena dirinya meyakinkan Presiden Joko Widodo maka tol tersebut dibangun agar mempermudah masyarakat luas mengunjungi kawasan wisata di Banten, terutama Tanjung Lesung.
“Sebenarnya pembangunan tol Serang – Panimbang ini tidak masuk dalam rencana pembangunan nasional. Jadi memang saya bisa katakan, pembangunan tol ini adalah permohonan saya kepada presiden karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Rano juga berharap, dengan dibangunnya tol Serang – Panimbang, pemerintah daerah dapat mempersiapkan wilayahnya akan seperti apa. Misalkan, kawasan untuk industri, pertanian, perkebunan, serta pariwisata.
“Pemerintah daerah diharapkan menyiapkan desain wilayahnya masing-masing akan dibangun seperti apa karena akses jalan sudah disiapkan. Sebab, kawasan industri kan hanya berpusat di Tangerang raya, maka harus diperluas lagi serta juga desaib pembangunannya juga sesuai keadaan geografis seperti pertanian, perkebunan, dan pariwisata,” ujar Anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Diketahui jalan Tol Serang – Panimbang membentang sepanjang 83,7 km terbagi menjadi 3 Seksi, yakni Seksi 1 Ruas Serang – Rangkasbitung (26,50 Km), Seksi 2 Ruas Rangkasbitung – Cileles (24,17 Km), dan Seksi 3 Ruas Cileles – Panimbang (33 Km). Adapun secara keseluruhan, Tol Serang – Panimbang diperkirakan selesai dibangun pada akhir 2023 mendatang.
Saat ini pembangunan Seksi 1 Serang – Rangkasbitung sudah dapat dinikmati masyarakat. Sementara, untuk Seksi 2, yaitu Rangkasbitung – Cileles sepanjang 24 km, dan juga Seksi 3 Cileles – Panimbang sepanjang 33 km yang akan tuntas pada akhir 2023.
Kehadiran Tol Serang-Panimbang yang melintasi beberapa kabupaten di Provinsi Banten telah memperlancar konektivitas perekonomian masyarakat baik dari sektor industri, barang, dan jasa.
Terlebih, tol ini akan tersambung dengan Tol Jakarta – Merak, termasuk mendukung akses menuju kawasan pariwisata Banten dan sekitarnya, seperti KSPN Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Kehadiran Tol Serang-Panimbang juga diharapkan akan mendukung pengembangan ekonomi kawasan Banten Tengah dan Banten Selatan yang semakin dekat dengan Jakarta.
Tol ini akan memberikan kemudahan dan efisiensi waktu perjalanan, misalnya dari Jakarta menuju Tanjung Lesung yang sebelumnya membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 – 5 jam, nantinya hanya menjadi sekitar 2 – 3 jam dengan kecepatan rata-rata 100 km per jam.