PANDEGLANGNEWS.CO.ID, – Memiliki jaminan kesehatan dengan menjadi peserta dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di saat sehat sangat penting sebagai bentuk proteksi diri ketika jatuh sakit.
Namun apabila sakit dan memerlukan pelayanan kesehatan, tentu dengan adanya Program JKN akan terasa sangat bermanfaat.
Manfaat menjadi Peserta JKN telah dirasakan langsung oleh Memet (45) warga Kampung Selaraja, Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Terdaftar sebagai peserta JKN kelas tiga Penerima Bantuan Iuran (PBI), Memet sangat terbantu dengan adanya Program JKN, apalagi saat ia harus menjalani pengobatan ketika menderita usus buntu.
“Kalau tidak ada JKN-KIS kami keluarga dari pak Memet gak tau harus berbuat apa. Dengan kondisi ekonomi yang tidak punya, Kaka kami sedang menghadapi ujian luar biasa,” ujar Noni Adik Memet kepada reporter saat ditemui dikediamannya belum lama ini.
Noni menjelaskan, Kakaknya Memet didiagnosa merderita usus buntu setelah menjalani serangkaian pengobatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan kemudian dirujuk untuk menjalani operasi usus buntu di rumah sakit.
Ia menyadari penyakit yang diderita Memet mungkin karena pola hidup yang tidak sehat serta abai terhadap asupan gizi seimbang. Memet yang bekerja sebagai buruh di salah satu bengkel las di Pandeglang sering kali mengabaikan pola hidup sehat terutama makanan.
Untuk diketahui, Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Penyakit usus buntu terjadi karena rongga usus buntu mengalami infeksi sehingga harus dilakukan langkah cepat untuk penyembuhannya yaitu melalui prosedur operasi atau yang dikenal dengan istilah apendektomi.
Noni menceritakan, gejala awal Memet seringkali mengeluhkan rasa nyeri yang parah pada bagian perutnya terutama saat bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin. Setelah itu Memet kerap mengidap deman hingga hilangnya nafsu makan.
Usai menjalani pemeriksaan di Faskes pertama, Memet akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung Lebak. Kemudian setelah diperiksa ternyata Memet mengidap usus buntu kronis dan harus segera menjalani operasi.
“Sudah 3 kali operasi dengan tempat berbeda yaitu di RS Kartini Rangkasbitung Lebak dan RSUD Dr Adjidarmo Lebak,” tuturnya.
Noni mengaku, selama membawa kakanya berobat menggunakan Program JKN tidak menemukan kendala. Ia mengatakan proses administrasinya sangat mudah, petugasnya ramah dan pelayanannya sangat bagus.
“Alhamulillah tidak ada yang sulit. Semuanya mudah dan cepat. Saya sangat berterima kasih dengan adanya Program JKN. Semoga program ini selalu ada dan semoga kedepannya semakin baik lagi,” tuturnya.
Noni mengaku, meskipun tak pernah tau dan melihat berapa biaya yang harus dikeluarkan jika tidak menggunakan kartu JKNI-KIS, namun ia meyakini biaya tersebut sangat besar dan tidak mungkin dapat ia bayar.
“Kalau tidak ada kartu JKN-KIS, saya tidak tau lagi untuk bayar biaya pengobatan dan operas biaya kita biaya dari mana, Alhamdulillah sangat terasa manfaatnya dan terimakasih yang tidak terhingga,” ungkapnya.
Noni mengatakan, jika pengalamannya menggunakan Program JKN membuatnya semakin sadar akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan karena sakit bisa datang kapan saja.
Ia juga menyadari bahwa pengobatan gratis yang diterima oleh kakanya itu merupakan perantara dari program JKN terutama peserta JKN-KIS yang rutin membayar iuran.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS untuk segera mendaftar sebagai peserta, karena penyakit datang tida akan memberi tahu terlebih dahulu.
“Yang belum daftar jadi peserta JKN ayo cepat segera, manfaatnya luar biasa sangat besar. Karena penyakit datang gak ngasih kabar dulu,” ucapnya. (ADV)