PANDEGLANG, – Sabar dan ikhlas, itulah yang kini bisa dilakukan oleh Iwan Setiawan (76) Warga Kampung Pasir Angin, Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang. Pria paruh baya yang biasa di sapa Iwan itu kini hanya tinggal di rumah bersama anak dan menantunya.
Iwan merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau peserta mandiri dan bukan pekerja (BP) kelas 3.
Sudah sekitar satu tahun Iwan mengidap Diabetes Melitus (DM), dimana jika seseorang mengidap DM dan mengalami luka, maka luka tersebut lama bahkan sulit sembuh. Kondisi luka juga dapat memburuk lebih cepat sehingga menimbulkan infeksi.
Awalnya, Iwan mengalami luka saat terjatuh dibagian jempol kaki kanannya. Iwan hanya membiarkan luka tersebut.
Namun semakin lama luka tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhan hingga akhirnya ia dibawa ke faskes pertama di daerahnya. Karena kondisi lukanya belum juga membaik dan malah semakin memburuk maka Iwan dirujuk ke Ruma Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang.
Menurut dokter, jempol kaki Iwan yang luka itu sudah infeksi dan harus diamputasi. Setelah berkonsultasi lebih lanjut, pihak keluarga setuju dan operasi akan segera dilakukan sesuai jadwal yang disiapkan pihak rumah sakit.
“Iya yang perta itu jempol kakinya di amputasi. Kemudian setelah kurang lebih sepuluh bulanan Abah kembali mengalami luka dibagian lutut,” tutur Susi menantu Iwan kepada reporter belum lama ini.
Sama halnya dengan luka jempol kakinya dulu, luka pada lutut Iwan juga tak kunjung sembuh. Karena kondisinya semakin parah, Iwan akhirnya kembali dilaikan ke RSUD Berkah Pandeglang.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Iwan kembali harus diamputasi lantaran luka pada lututnya itu sudah terinfeksi. Namun kali ini Iwan di Rujuk ke RSUD Banten dalam menjalani operasi.
“Alhamdulillah operasi amputasi kaki Abah kemarin berjalan lancar, sekarang tinggal kontrol aja. Mungkin kedepan kita minta untuk kontrol itu dilakuka di Pandeglang saja. Karena kalo kesana cukup jauh,” tutur Susi.
Susi mengungkapkan, dengan menjadi peserta JKN-KIS, mertuanya tak mengeluarkan biaya apapun baik saat operasi maupun kontrol pasca operasi.
“Alhamdulillah semua gratis, gak ada yang bayar. Paling sekarang tinggal kontrol. Sama Abah dirawat dengan mengganti perban bekas operasinya. Karena lukanya sulit untuk kering,” ujarnya.
Selain itu dirinya mengaku dengan adanya JKN-KIS tentu sangat meringankan biaya pengobatan mertuanya. Bagi Susi tak masalah jika ia harus membayar iuran tiap bulannya asalkan orangtuanya itu bisa tertangani dengan baik.
“Gak masalah, yang penting abah bisa berobat dengan lancar. Dan semoga ada keajaiban Abah bisa sembuh,” harapnya.
Untuk diketahui, Diabetes yang dapat menyebabkan potensi ancaman untuk kaki yang dapat menyebabkan amputasi salah satunya yaitu Diabetes dapat mempersempit pembuluh arteri, sehingga dapat mengurangi aliran darah ke kaki.
Dengan kurangnya darah untuk memberi nutrisi pada jaringan kaki, maka luka menjadi sulit untuk disembuhkan. Luka kecil yang tersembunyi di bawah kaki dapat cepat berkembang menjadi luka besar yang parah.
Luka dan infeksi yang terlanjur parah dapat menyebabkan dilakukannya amputasi kaki. Oleh karena itu pemeriksaan dan perawatan kaki pada penderita kaki Diabetes Melitus bertujuan untuk mencegah terjadinya luka, pemeriksaan tersebut sangatlah penting karena untuk mencegah kerusakan syaraf kaki yang bisa mengakibatkan kaki penderita tidak bisa merasakan nyeri sama sekali.
Bagian yang diperiksa adalah pungggung kaki, telapak kaki, sisi-sisi kaki, dan sela-sela jari. (ADV)