PANDEGLANG, – Dani Muhamad Asri (32) warga Kampung Kebon Cau, Kelurahan Palanyar, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang mengaku sangat terbantu dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang digulirkan oleh BPJS Kesehatan.
Saat ditemui di rumahnya belum lama ini, Dani menceritakan betapa banyaknya manfaat JKN-KIS telah membantu pengobatan orang tuanya.
Mulai dari mulai dari ayahnya yang telah meninggal dunia saat pandemi covid-19 tiga tahun lalu hingga sang ibu yang berjuang melawan kanker diakhir tahun 2023 kemarin.
Dani menuturkan, sebelum ayahnya dinyatakan terjangkit Covid varian Delta pada tahun 2021 silam, ayahnya memiliki riwayat penyakit lambung. Memang saat itu kata Dani, ayahnya sudah sering melakukan pengobatan menggunakan JKN-KIS.
Namun saat itu, ayahnya memang mengalami hilangnya indra perasa dan penciuman seperti terkena gejala covid yang tenar saat itu. Akibatnya Ayah Dani tidak nafsu makan sehingga lambungnya kambuh dan sempat dirawat di RSUD Berkah Pandeglang.
Karena memiliki diagnosa covid-19, maka ayahnya langsung memasuki ruang isolasi. Namun karena kondisinya saat itu memburuk ayahnya dirujuk ke RSUD Banten, dan menghembuskan nafas terakhir disana.
Kemudian, belum lama ini ada sang ibu wafat menyusul ayahnya karena terjangkit tumor yang ada di lehernya. Dani mengatakan, awalnya terdapat benjolan kecil tepat di leher ibunya.
Namun saat itu, ibunya tak merasakan sakit apapun sehingga dibiarkan begitu saja. Namun seiring waktu berjalan, Dani pun menaruh kecurigaan sehingga menyarankan ibunya untuk diperiksa ke rumah sakit.
“Saat itu saya bawa ibu saya ke RSUD Berkah Pandeglang. Karena saat itu saya takut jika itu bukan benjolan biasa. Memang saat itu tida terasa apapun, tidak sakit. Nah sama dokter juga di kasih obat,” ujarnya.
Namun selang satu bulan setelah diperiksa, benjolan ibunyapun makin membesar hingga sebesar telur ayam. Akibatnya saat itu ibunya pun susah untuk makan dan bernafas.
“Saat itu saya, bahkan dokternya juga kaget kok cepet banget membesarnya. Nah waktu itu RSUD Berka Pandeglang angkat tangan dan di rekomendasikan ke Rumah Sakit Dharmais jakarta,” tuturnya.
Saat itu Dani langsung membawa ibunya ke rumah sakit Dharmais sesuai arahan dokter. Disana kata Dani, ibunya baru menjalani tahapan MRI dan CT scan. Namun saat menunggu hasil tahapan itu orang tua Dani telah meninggal dunia.
“Saat itu sudah mau di operasi, tinggal nunggu hasilnya tapi saat itu ibu udah nggak ada. Ya kita sebagai anak dan manusia biasa yang sudah berusaha hanya tinggal pasrah. Karena ikhtiar semaksimal mungkin sudah di tempuh,” ujarnya.
Kendati demikian, Dani mengaku jika upaya yang ia lakukan tidak lepas dari peran BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS yang telah banyak membantu memberikan pelayanan kesehatan untuk kedua orangtuanya.
Dani yang mengcover iuran JKN-KIS orangtuanya setiap bulan mengaku puas dengan pelayanan dan kinerja BPJS Kesehatan. Selama menjalani pengobatan, Dani mengaku tidak pernah mengeluarkan biaya apapun karena telah ditanggung oleh JKN-KIS.
“Saya tidak pernah mengeluarkan biaya apapun, asalkan kita mengikuti prosedur sesuai yang telah diberikan. Dan Alhamdulillah saya rasakan semua sangat baik,” ujarnya.
Ia juga mengaku tidak mempermasalahkan besaran iuran dari BPJS Kesehatan, menurutnya hal itu jauh jika dibandingkan dengan apa yang telah diberikan oleh BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada orang tua dan keluarganya.
“Masih murah lah, semua keluarga saya ikut jadi peserta BPJS Kesehatan. Karena manfaatnya sangat luar biasa. Saya lebih baik tetap iuran tapi tetap sehat, karena kita kan gak tau kapan kita sakit,” pungkasnya. (ADV)