PANDEGLANG, – Gebrag ngadug bedug tahun 2024 sebuah terobosan asosiasi seniman bedug Pandeglang yang di fasilitasi oleh Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Pandeglang.
Acara ini merupakan upaya untuk mengangkat kembali atau melestarikan tradisi yang dulu pernah berkembang di masyarakat pandeglang menjadi agenda tahunan.
“Masyarakat Pandeglang zaman dulu punya tradisi ngadu bedug, tradisi ini konon mulai tumbuh dan berkembang sekitar tahun 1950 sampai dengan tahun 1965. Setelah itu tradisi ngadu bedug eksistensinya turun naik bahkan sempat terhenti sementara karena beberapa faktor,” hal tersebut disampaikan Bupati Pandeglang Irna Narulita pada saat penutupan acara gebrag ngadu bedug di alun-alun pandeglang, Sabtu (20/24).
Menurutnya, dari tradisi ngadu bedug melahirkan kreasi-kreasi baru, sehingga munculah perubahan bentuk dari tradisi ngadu bedug menjadi kesenian Rampak Bedug.
“Kesenian Rampak Bedug mampu menarik minat kalangan anak muda Pandeglang, sehingga munculah event-event festival,” ungkapnya.
Bupati Irna mengajak kepada masyarakat Pandeglang untuk dapat melestarikan kesenian ini agar tidak tergerus oleh budaya luar atau west ternisasi.
“Ngadu bedug ini merupakan budaya dan sebagai jati diri kita, agar tidak hilang kita dukung terus tradisi ini dengan menjadikan event tahunan pasca idul fitri,” terangnya.
Setelah menjadi event tahunan, Bupati Irna meyakini gebrag ngadu bedug ini jadi wadah bagi para seniman bedug untuk terus berkreasi.
“Kedepan setelah hari raya idul fitri kita adakan event gebrag ngadu bedug, tahun ini baru kita anggarkan kurang lebih 222 juta. Bahkan nanti akan kita dorong untuk bisa menjadi agenda event nasional kepada kementerian pariwisata,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Rahmat Jultika mengatakan, pihaknya akan berupaya dan terus mengawal agar event ini menjadi yg bisa konsisten dilaksanakan setiap tahun.
“Disparbud akan terus berupaya mengawal dan mendampingi para asosiasi seniman bedug pandeglang agar harapan ini bisa terwujud,” katanya.
Endang Suhendar ketua panitia gebrag ngadu bedug menjelaskan di penyelenggaraan kedua tahun 2024, karena antusias peserta semakin meningkat, maka jumlah kampung yang mengikutinya semakin
bertambah, tercatat pesertanya menjadi 20 kampung.
“Yang ikut perlombaan Kampung Jambu, Cilaja, Cikiray Girang, Ciguludug, Sakawarna, Ciledug, Cihaseum, Soreah, Cicadas, Kadu Tunggul, Salabentar, Kadulimus,Juhut, Sukalimas, Kadukupa, Sanim, Parungsentul, Kadugajah, Baru, Cipacung,” katanya.
Menurut Endang, kegiatan yang dilaksanakan oleh Asosiasi Seniman Bedug Pandeglang, di fasilitasi oleh Pemda Pandeglang melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pandeglang, mampu menyedot perhatian khalayak ramai.
“Itu pun jika tidak kita hentikan pesertanya mungkin akan lebih dari 20 kampung” ujar Endang.
“Pembatasan lebih ke hal teknis penyelenggaraan event, pertama karena terbatasnya anggaran fasilitasi dan juga karena pertimbangan keterbatasan luas area,” lanjutnya.
Lebih lanjut Endang menjelaskan, pelaksanaan event gebrag ngadu bedug tahun ini dilaksanakan selama 3 hari dimulai tanggal 18 sampai dengan tanggal 20 April 2024, bertempat di Alun-alun kota Pandeglang.
“Adapun hasil gebrag ngadu bedug tahun 2024 jawara gebrag diraih oleh Kampung Kadu Kupa, jawara tilingtit Kampung Cihaseum, jawara cipta lagu tilingtit Kampung Cigukudug, jawara saung ranggon Kampung Ciledug, jawara congcot Kampung Parungsentul, jawara kampung Kampung Salabentar, jawara arak-arakan Kampung Juhut, jawara umum Kampung Cipacung 2,” pungkasnya. (red)