PANDEGLANG, – Supriah (48) warga Kampung Kadulayung, Desa Mekarwangi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang merupakan satu dari jutaan masyarakat yang sudah merasakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang digulirkan oleh BPJS Kesehatan.
Sebagai warga berpenghasilan rendah, Supriah yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sangat bersyukur tercatat sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD, Peserta JKN yang iurannya dibiayai oleh Pemerintah.
Saat diwawancarai oleh media di kediamannya, Supriah menceritakan pengalamannya menerima manfaat JKN untuk puteri bungsunya yaitu Ila Nur Safitri (23).
Supriah mengaku, putri keduanya itu telah menjalani operasi sebanyak dua kali untuk mengobati kelenjar yang ada di lehernya. Supriah menceritakan, awalnya saat putrinya duduk di bangku sekolah SMP puterinya sering mengeluhkan sakit kepala hingga seringkali jatuh pingsan jika mengalami kelelahan.
Saat diperiksa ke puskesmas terdekat puterinya di diagnosa mengidap kelenjar karena terdapat benjolan tepat pada bagian leher depannya. Karena tak kunjung sembuh dengan obat puskesmas, akhinya puterinya itu di rujuk ke RSUD Berkah Pandeglang untuk dilakukan operasi.
“Karena benjolannya waktu itu terus membesar dan sering panas dingin, terus sering mengeluh sakit kepala dan suka pingsann, maka di operasi di RSUD Cikoneng, selama empat hari,” tuturnya.
Supriah melanjutkan, penyakit puterinya kembali kambuh saat puterinya itu duduk di bangku Sekolah SMK. Namu kelenjar yang mengidap di puterinya kini berada tepat di belakang lehernya.
Tak berpikir lama, setelah tahu puterinya kembali mengidap kelenjar, Supriah kembali membawa puterinya ke RSUD Cikoneng untuk menjalani operasi yang kedua. Supriah mengaku, puterinya mendapatkan perawatan selama satu minggu di RSUD Berkah Pandeglang.
“Sama untuk yang kedua keluhan panas dingin, kepala sakit, kecapean dikit pingsan, rambut rontok, untuk operasi yang kedua hampir satu minggu,” ujarnya.
Saat ditanya terkait berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk pengobatan puterinya, Supriah mengaku berkat bantuan kartu JKN semua operasi dan pengobatan puterinya sebanyak dua kali itu gratis tanpa biaya sepeserpun.
“Alhamdulillah semua gratis gak bayar sepeserpun, asalkan ikut prosedur Alhamdulillah semua gratis kita Cuma bayar ongkos mobil aja, operasi sampe berobat jalan semua gratis,” ujarnya.
Meskipun hanya tercatat sebagai peserta kelas tiga, namun Supriah tidak merasakan pelayanan berbeda dari pihak rumah sakit. Ia mengaku sangat bersyukur bisa mendapatkan bantuan kartu JKN dari pemerintah ditengah kondisi ekonomi keluarganya yang sulit.
“Alhamdulillah pak, kalau harus bayar kita dari mana, bapak anak-anak Cuma sebagai kuli serabutan dan saya juga gak kerja apa-apa hanya sebagai ibu rumah tangga,” ucapnya.
“Udah lama punya kartu BPJS Kesehatan awalnya jamkesmas terus itu di ganti yang kedua sama BPJS Kesehatan,” sambungnya.
Supriah mengaku, baru puteri bungsunya yang menjalani operasi menggunakan kartu JKN, namun ia juga kerap menggunakan kartu JKN untuk berobat biasa saat dilanda sakit. Supriah mengaku selalu mendapatkan pelayanan yang baik dari tenaga kesehatan baik di faskes pertama maupun di Rumah sakit sekalipun.
“Saya pake kartu BPJS Kesehatan kalo sakit di klinik atau puskesmas, tapi kalo operasi baru anak yang kedua itu, semoga sehat aja semuanya,” katanya.
Saat ditanya saran apa yang ingin disampaikan kepada BPJS Kesehatan, Supriah mengaku tidak ada lantaran selama ini pelayanan yang ia terima sangat bagus dan memuaskan. Ia berharap, program JKN terus berjalan sehingga dapat membantu masyarakat kurang mampu.
“Iya terimakasih, pelayanannya udah bagus, gak ada kendala, dan semoga terus berjalan. Atuh jangan di bubarin, semoga yang bayar iuran diberikan kesehatan dan rezeky banyak sama Allah SWT,” ucapnya. (ADV)