PANDEGLANG, – Kesabaran warga Bangkonol akhirnya habis. Ratusan warga dari tiga kampung diantaranya Bangkonol, Tegalongok, dan Sabi menggelar aksi protes terhadap Pemkab Pandeglang.
Aksi ini sebagai bentuk protes warga terkait kerjasama pengolahan sampah antara Pemkab Pandeglang dengan Pemkot Tangerang Selatan (Tangsel).
Dilihat dari pantauan di lapangan warga memblokade akses jalan ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Bangkonol. Mereka bukan hanya berdiri diam di gerbang, tapi langsung menghentikan mobil-mobil pengangkut sampah dan membuangnya kembali ke kantor Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Pandeglang.
Aksi ini bukan tanpa alasan. Bau busuk menyengat dari tumpukan sampah yang dikirim dari luar daerah telah meracuni udara kampung mereka selama berbulan-bulan.
Namun keluhan warga justru tak pernah mendapat tanggapan serius dari pemerintah daerah setelah melakukan beberapa kali audiensi dengan pemangku kebijakan.
“Maka, cara refresif seperti demonstrasi inilah langkah terkahir dan kami akan memblokir semua jalan menuju ke TPA Bangkonol,” ucap Ahmad Yani warga setempat saat ditemui dilokasi TPA Bangkonol, Kamis, 7 Agustus 2025.
Lebih mengejutkan, warga tak main-main dalam aksinya kali ini. Mereka menutup total akses jalan ke TPA Bangkonol dan menghentikan truk sampah di tengah jalan.

Truk-truk tersebut kemudian dipaksa balik arah serta isi muatannya ditumpahkan di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Pandeglang sebagai simbol bahwa penderitaan warga harus ikut dirasakan para pejabat.
Warga juga menolak rencana pengiriman sampah dari Kota Tangerang Selatan sebanyak 500 ton per hari ke TPA Bangkonol. Saat ini, kiriman sampah dari Serang 160 ton per hari saja sudah membuat kondisi memprihatinkan.
Sebab, menurut Yani, infrastruktur di TPA Bangkonol belum mendukung dalam proses pengelolaan sampah.
“Kalo dengan Serang 160 ton sudah segini baunya dan begini efeknya. Bagaimana dengan 500 ton perhari itu persoalannya,” katanya.
Namun, karena tidak ada kebijakan tegas dari pemerintah, mereka tidak akan kompromi lagi. Jika tuntutan mereka tetap tidak digubris, Ahmad Yani memperingatkan akan terus melakukan aksi demonstrasi.
“Dan kali ini kami tidak akan lagi berkompromi dengan mereka penentu kebijakan yang akan kami lakukan adalah menutup akses. Ini mungkin nampak ekstrim. Kita akan melakukan pembajakan mobil dan akan kami kirim ke kantor-kantor terkait agar mereka juga merasakan apa yang kami rasakan,” tandasnya. (RED/FR)













