SERANG – Para pedagang pasar menjerit akibat omset hariannya turun drastis. Hal itu diketahui, akibat dampak dari virus corona atau covid-19 yang mengakibatkan masyarakat lebih memilih tinggal dan berduam diri dirumah.
Seorang pedagang beras di Pasar Karangantu Udin mengatakan, semejak diberlakukannya kebijakan Stay At Home oleh pemerintah, tokonya mulai sepi pembeli dan omset penjualannya pun menurun hingga 50 persen. Menurutnya, kondisi ini telah berlangsung dalam seminggu terakhir.
“Sebelum adanya virus corona ini, biasanya penjualan beras saya sampe 2 Ton yang berkisar Rp 20 jutaan. Namun, sekarang hanya 5 kwintal aja, dengan kisaran Rp 5 juta,” ujar Udin, saat ditemui di toko nya, Kamis (26/3/2020).
Biasanya, kata Udin, hendak memasuki bulan-bulan Ramadhan seharusnya para pembeli berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok, namun tahun ini berbanding terbalik.
“Rajab, Roah itu biasanya warga rame ke pasar untuk belanja. Rajab itu mereka merayakan Isra Miraj, kalo Roah itu Qunutan (Kupatan, red). Tapi sekarang boro-boro pembeli, pengunjung aja ga ada, sepi,” katanya.
Hal senada dikatakan Heri, pedagang sembako di Pasar Karangantu. Dirinya mengeluhkan omzet penjualan di tokonya yang menurun drastis setelah adanya wabah virus corona atau covid -19.
“Iya mas penjualan saya jeblok. Biasanya sehari saya dapat Rp 1 juta lebih, sekarang mah paling dibawah Rp 500 ribu,” katanya.
Dirinya berharap kepada pemerintah, agar dapat memberikan solusi untuk masyarakat dan pedagang atas permasalahan ini. Karena jika terus menerus seperti saat ini, dirinya bersama pedagang lainnya bisa gulung tikar.
“Kalo terus-terusan kaya gini mah toko saya bisa bangkrut ini. Jadi saya berharap kepada pemerintah, agar bisa memberikan solusi yang terbaik supaya imbas korona ini tidak berdampak besar kepada pedagang-pedagang seperti saya,” tukasnya. (Nm/red)