SERANG – Kota Serang kembali catat penambahan kasus positif Covid-19. Sebanyak dua kasus positif tersebut salah satunya merupakan ulama ternama di Provinsi Banten dan telah dinyatakan meninggal dunia.
Dalam pengiringan jenazah almarhum diikuti oleh ribuan masyarakat untuk menghormati kepergian ulama terkemuka tersebut.
Juru bicara Gugua Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, mengatakan dua pasien ke-18 dan ke-19 ini berinisial AM dan JNS. Pasien berinisial AM dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (12/6) dini hari.
“Jadi AM merupakan salah satu ulama besar di Banten. Sudah disalati di RS Sari Asih dengan menggunakan protokol kesehatan oleh keluarga almarhum, lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD),” ujar Hari saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Hari pun mengakui bahwa dalam pemakaman AM yang juga merupakan pengasuh salah satu pondok pesantren di Kota Serang ini dihadiri oleh ribuan orang. Namun, ia sudah meminta kepada bidang keamanan Gugus Tugas untuk melakukan pengamanan agar protokol kesehatan tetap diterapkan.
“Pemakamannya memang menggunakan protokol kesehatan. Kami sudah sampaikan juga kepada pihak keamanan yaitu Polres, almarhum AM memang sudah terkonfirmasi positif. Mohon dijaga protokol kesehatannya. Namun memang karena ini merupakan ulama besar, jadi masyarakat tetap ingin menghadiri dengan pengawalan ketat dari Polres Serang Kota,” katanya.
Terkait ribuan masyarakat yang turut mengiringi pemakaman AM, Hari menuturkan bahwa dalam pemakamannya telah menjalani protokol kesehatan yang ketat. Akan tetapi apabila kedepannya terjadi hal yang tidak diinginkan, maka pihaknya akan segera melakukan Rapid Test massal.
“Dari sisi jenazah dan keamanan jenazah kan sudah memenuhi standar. Artinya jenazah sudah dibungkus dengan peti yang sesuai dengan standar. InsyaAllah kami lihat pengembangan hasil tracking keluarga erat dulu. Kalau ada pengembangan, mungkin satu wilayah itu akan kami lakukan rapid test,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Hari, AM pada saat dirinya berobat di RS Sari Asih Kota Serang pada 7 Juni lalu sudah dilakukan rapid test dengan hasil non reaktif. Namun pada 11 Juni kemarin, diambil sampel swab dan hasil keluar pada 12 Juni dengan terkonfirmasi positif.
“Jadi awal masuk memang sudah dilakukan rapid test. Hasilnya non reaktif. Pada 11 Juni melakukan rapid test, 12 Juni keluar hasilnya positif Covid-19. Tanggal yang sama beliau meninggal dunia,” terangnya.
Terkait kemungkinan terpapar, Hari masih belum bisa memberikan tanggapan. Ia juga tidak bisa menanggapi terkait kemungkinan AM terpapar pada saat dirawat di RS Sari Asih. Sebab saat ini masih dalam proses tracking.
Terkait JNS, Hari menuturkan bahwa pasien tersebut diketahui merupakan ibu rumah tangga (IRT) berumur 41 tahun. JNS kemungkinan terpapar akibat suami yang bekerja di zona merah.
“Kemungkinan terpapar akibat suaminya bekerja di zona merah. Saat ini sudah dirujuk ke RSU Banten. Sebelumnnya dirawat di RSDP. Tracking keluarga sedang dilakukan saat ini,” tukasnya. (US/red)













