PANDEGLANG, – Suasana rumah yang berkabung dan sepi masih menyelimuti keluarga Emuy Mursiah (61) warga komplek Karang Indah, Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang.
Sesekali wanita paruh baya itu tak kuasa menahan air mata saat mengenang kembali perjuangan puteranya yang berjuang melawan kanker yang telah meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Saat ditemui dikediamannya, Emuy mengaku sangat bersyukur keluarganya telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga seluruh biaya pengobatan keluarganya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Ia mengaku, andai tidak ada JKN-KIS mungkin ia akan terlilit hutang besar karena tak tau lagi mendapatkan uang dari mana untuk membayar pengobatan keluarganya.
Pensiunan Guru itu menceritakan, bahwa tahun lalu dirinya telah kehilangan sang suami yang memiliki riwayat penyakit gula.
Kemudian tahun ini ia kembali kehilangan putra keduanya sebagai tulang punggung keluarga yang mengidap Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) atau kanker pada rongga mulut.
Emuy mengungkapkan, bahwa putranya Akhmad Izzuddin Azizi mendapatkan penanganan medis di RS Kanker Dharmais kurang lebih selama 5 bulan.
“Lima bulan itu mulai dari operasi, rawat inap dan rawat jalan. Setelah menjalani operasi pertama di Rumah Sakit Misi Lebak,” ujarnya.
Emuy mengatakan, adik almarhum pernah menanyakan biaya operasi yang dilakukan oleh almarhum kakaknya, berdasarkan keterangan petugas rumah sakit bahwa dua kali operasi saja menghabiskan biaya sebesar Rp300 juta an.
Sementara, almarhum puteranya itu telah menjalani operasi sebanyak 7 kali diantaranya 4 kali operasi besar dan 3 kali operasi perbaikan.
“Nggak tau kalo seluruhnya abis biaya berapa, mungkin kurang lebih satu miliar, karena 2 kali Operasi saja biayanya 300 jutaan.
Ia tak tahu lagi jika tidak ada JKN KIS mungkin dirinya dapat terlilit hutang. Karena pengobatan yang telah dilakukan oleh mendiang suami dan puteranya sangat banyak menghabiskan biaya.
“Aduh kalo gak ada itu (JKN-KIS) gak tau harus bagaimana. Mungkin banyak utang untuk biaya berobat atau mungkin kendaraan juga pasti kita jual. Tapi Alhamdulillah pertolongan Allah melalui program BPJS Kesehatan yang sangat membantu. Terimakasih benget,” ungkapnya.
Emuy menceritakan, awalnya almarhum puteranya itu mengeluhkan sakit gigi yang tak kunjung sembuh. Curiga memiliki penyakit gula karena ayahnya juga terserang penyakit gula, akhirnya almarhum puteranya berobat.
Setelah diperiksa, terdapat gigi yang yang patah dalam gusi sehingga melukai bagian gusi dalam. Selain itu, ternyata almarhum puteranya itu juga mengidap gula yang tinggi pada tubuhnya sehingga luka pada giginya tak kunjung sembuh bahkan Tumbuh kelenjar getah bening.
Kemudian, setelah dilakukan operasi pertama keadaan almarhum puteranya itu semakin memburuk sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Dharmais.
“Di rumah sakit Dharmais itu katanya kankernya sudah menjalar luas, sehingga harus di angkat bagian rahang, gigi, hingga pita suara. Ya kita mau tidak mau, walaupun sangat ngeri sekali mendengar kabar itu,” ujarnya sambil meneteskan air mata.
Singkat cerita lanjut Emuy, dengan keadaan yang mengkhawatirkan saat itu almarhum puteranya memiliki semangat hidup yang besar.
“Namun saat akan kembali dilakukan operasi pembenahan pada rahangnya, Allah SWT mungkin lebih sayang dengan beliau, dan kami ikhlaskan,” katanya.
Dengan pengalaman hidup yang berat, Emuy mengajak masyarakat untuk tidak menganggap mudah penjaminan kesehatan. Ia berharap masyarakat lebih peduli dengan kesehatan serta mempersiapkannya dengan JKN-KIS yang sudah terbukti kinerja dan manfaatnya.
“Nggak ada saran, bagi saya BPJS Kesehatan sangat luar biasa gak ada tandingan, terimakasih banyak untuk BPJS Kesehatan dan para dokter dan perawat yang sudah membantu selama ini,” pungkasnya. (ADV)













