SERANG- Puluhan orang dari berbagai organisasi relawan pendukung Andra Soni-Dimyati Natakusumah merapatkan barisan sepakat susun pembentukan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) versi rakyat di salah satu satu hotel di Kota Serang, pada Selasa 6 Mei 2025.
Pembentukan RPJMD versi relawan ini sebagai bentuk koreksi terhadap kebijakan RPJMD yang disusun Pemerintah Provinsi Banten, karena dianggap tidak melibatkan partisipasi rakyat terutama relawan Andra-Dimyati.
Tokoh relawan Andra-Dimyati, Agus Yadi mengatakan, kegiatan tersebut didasari karena muncul aspirasi dari arus bawah relawan yang tidak tidak diundang pada saat pembahasan RPJMD Pemprov Banten.
“Kami ini kemarin merupakan garda terdepan terhadap kepentingan penyampaian visi misinya gubernur. Sementara, RPJMD yang akan kita susun ini kan RPJMD yang mengandung isi daripada visi misi gubernur dan program lima tahun kedepan,” katanya.
Menurutnya, RPJMD ini bukan versi tandingan, namun disusun untuk dikolaborasikan dengan pemerintahan Gubernur dan wakil Gubernur Banten, Andra Soni-Dimyati Natakusuma.
Kata Yadi, RPJMD hasil rembuk relawan ini akan diserahkan kepada Gubernur Banten agar dipertimbangkan dimasukan dalam RPJMD pemerintah.
“Kita sampaikan nanti ke Gubernur prihal nanti seperti apa dan bagaimana kita serahkan ke Pemerintah Provinsi. Kita berharap aspirasi kami tolong dong dituangkan di dalam RPJMD atau maksud-maksud serapan aspirasi dari bawah yang melalui relawan ini tolong masuk juga ke dalam RPJMD,” paparnya.
Ditempat yang sama, salah satu narasumber yang mengisi kegiatan relawan Andra-Dimyati dari Untirta, Rizki menegaskan, perkembangan demokrasi Indonesia saat ini sudah bergerak ke arah bagaimana demokrasi itu tidak dimonopoli oleh partai.
“Ini sebagai respon kritik bagaimana partai politik tidak menjalankan fungsinya sebagai perwakilan yang baik di masyarakat, sehingga muncul pemberontakan pemberontakan dengan kelompok kelompok relawan itu,” katanya.
Pengamat Politik Untirta itu berujar, kelompok relawan saat ini sudah berkembang tidak hanya sebagai tim sukses untuk meraih kemenangan. Namun lebih dari itu mengawal kekuasaan dari kepala daerah yang terpilih.
“Ini saya kira wacana yang bagus revolusioner dan bukan sebagai tandingan, ini saya katakan RPJMD versi relawan ini sebagai pembanding agar narasi RPJM itu tidak dimonopoli oleh pihak pemerintah saja. Karena yang mereka lakukan itu juga sebenarnya hanya sekedar yang pemerintah lakukan Musrenbang itu hanya formalitas birokrasi menghabiskan anggaran ke jalan program kerja yang sudah direncakana tetapi minim refresentasi,” ungkap dia.
“Jadi kata kunci dari relawan ini adalah refresentasi keterwakilan mereka membawa keterwakilan dari masyarakat secara ikhlas, relawan tidak dibayar tidak ada proses transaskional,” sambungnya.
Dia mengingatkan, Andra-Dimyati untuk tidak memandang remeh relawan. Sebab relawan merupakan garda terdepan yang membersamai saat masa Pilkada.
“Saya sih yakin karena para relawan ini punya akses langsung ke kepala daerah terpilih. Jadi Andra Soni-Dimyati harusnya mereka tidak melupakan janji politik dan peran daari relawan ini strategis,” tandasnya.(Red)













