Cilegon, – LOTTE Chemical Indonesia (LCI) meresmikan kompleks petrokimia terintegrasinya di Cilegon, Banten, pada Rabu (6/11). Proyek senilai sekitar USD 3.98 miliar (Rp 60 triliun) ini menjadi tonggak penting bagi penguatan industri petrokimia nasional sekaligus memperluas posisi Indonesia di pasar Asia Tenggara.
Peresmian dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Chairman & CEO LOTTE Group Shin Dong-bin, General Manager LOTTE Chemical Lee Young-joon, dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo-deok.
Lebih dari 300 tamu kehormatan dari kedua negara turut hadir, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penyelesaian proyek pembangunan berskala besar ini. Menurutnya, investasi yang masuk merupakan kepercayaan yang harus dijaga.
“Saya bangga. Intinya itu yang ingin saya sampaikan. Kita harus dukung investasi asing, mari kita memberi manfaat bersama,” ujar Presiden Prabowo.
Sementara itu, Chairman LOTTE Group Shin Dong-bin menyampaikan bahwa proyek ini menjadi simbol kemitraan kuat antara Korea Selatan dan Indonesia serta landasan penting bagi penguatan industri petrokimia nasional.
“Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya,” ungkapnya.
Kompleks seluas 110 hektare ini memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 3 juta ton per tahun, menghasilkan 1 juta ton etilena, 520 ribu ton propilena, 350 ribu ton polipropilena, 140 ribu ton butadiena, dan 400 ribu ton BTX (benzena, toluena, xilena) setiap tahun. Fasilitas ini mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 dan terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450 ribu ton yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi rantai produksi.
Dengan teknologi desain mutakhir dari Korea, kompleks ini menggabungkan efisiensi energi tinggi dan sistem rendah karbon. Fasilitas ini juga dirancang untuk menggunakan hingga 50% LPG selain naphtha sebagai bahan baku utama, memungkinkan efisiensi biaya dan operasional yang signifikan. Selain itu, implementasi sistem digital Asset Information Management (AIM) berbasis model 3D juga memperkuat integrasi data dan pemeliharaan preventif, meningkatkan keandalan dan produktivitas fasilitas.
Dari kompleks ini, LCI diproyeksikan mampu menciptakan nilai ekonomi sekitar USD 2 miliar per tahun, memperkuat rantai pasok industri hilir, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat dan berkelanjutan. Keberadaannya juga diharapkan mengurangi ketergantungan impor bahan baku petrokimia dan meningkatkan tingkat kemandirian nasional hingga 67%, sejalan dengan target peta jalan Making Indonesia 4.0.
LOTTE Chemical menargetkan pasar Asia Tenggara sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi di industri petrokimia global, seiring dengan meningkatnya permintaan produk kimia dasar di kawasan ini. Lebih dari sekadar fasilitas produksi, LOTTE Chemical Indonesia berkomitmen untuk menjadi pusat inovasi, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia sekaligus mitra jangka panjang bagi Indonesia dalam membangun industri petrokimia berdaya saing dan berkelanjutan. ***













